FOTONEWS

Duh! Karyawan KPI Pusat Diduga Dilecehkan Secara Seksual Oleh Sesama Karyawan

Jakarta-Viralkata.com
Sejak kemarin, beredar pesan berantai di WhatsApp (WA) berisi surat terbuka kepada Presiden Jokowi soal dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang terjadi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Jika hal ini benar terjadi, maka menjadi pukulan telak bagi KPI lantaran lembaga ini kerap menyuarakan pemberantasan perundungan dan pelecehan seksual di tayangan televisi.

Dalam pesan itu, korban mengaku bernama MS dan bekerja di kantor KPI Pusat, Jakarta. Menurutnya, sejak awal beberapa rekan kerja seniornya mengintimidasi dan melecehkan dirinya. Ia diperlakukan secara rendah dan ditindas oleh rekan-rekan kerjanya seperti budak.

“Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh,” ujar RS dalam pesan WA tersebut.

Ia bercerita, pada 2015 para pelaku perundungan itu mulai melakukan pelecehan seksual. Mereka memegangi kepala, tangan, kaki hingga menelanjangi korban. Bahkan, para pelaku mencoret-coret kelaminnya menggunakan spidol.

Perbuatan itu membuat dirinya merasa trauma dan rendah diri. Ia tak bisa melawan aksi perundungan yang dilakukan secara ramai-ramai itu.

“Saya sendiri dan mereka banyak, perendahan martabat saya dilakukan terus menerus dan berulang-ulang sehingga saya tertekan,” kata MS.

Ia mengaku tak habis pikir aksi perundungan dan pelecehan terjadi di dalam kantor KPI pusat. Menurutnya, para pelaku juga mendokumentasikan aksi pelecehannya itu sehingga dikhawatirkan dapat disebarkan secara daring.

“Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga,” ucap dia.

Setahun berlalu, ia masih merasa stres akibat perlakuan para seniornya di kantor. Ia mengatakan sering berteriak tanpa sebab dan mengingat masa-masa pelecehan tersebut.

Suatu ketika, kata dia, ia merasa tak enak badan dan mengalami penurunan fungsi tubuh dan gangguan kesehatan. Ia pernah berobat ke RS Pelni untuk melakukan endoskopi pada 8 Juli 2017.

Hasilnya, MS diduga mengalami hipersekresi cairan lambung akibat trauma dan stres berkelanjutan. Meski demikian, hal tersebut tak berarti aksi perundungan itu sudah berakhir. Dia juga berobat ke psikiater di RS Sumber Waras.

MS mengungkapkan, ia pernah dilempar ke kolam renang saat sedang mengikuti kegiatan di Resort Prima Cipayung, Bogor. Kala itu, ia sedang tertidur dan dirundung oleh para pelaku. Sekitar pukul 01.30 WIB, ia dilempar dan dijadikan sebagai hiburan.

Total, menurut MS, ada delapan pegawai KPI Pusat yang melakukan dugaan perundungan dan pelecehan seksual padanya.

MS sudah pernah mengadukan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 2017 via email. Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara membenarkan ada aduan tersebut. Ia mengatakan aduan tersebut masuk lewat email. Komisioner kala itu, kata Beka, sudah meminta korban untuk melapor ke polisi karena masuk ranah pidana.

“Tetapi kalau yang bersangkutan sekarang ini mau mengadu lagi ke Komnas HAM, kami akan tangani lagi dan juga akan komunikasi dengan para pihak,” kata Beka, Rabu (1/9).

Ketua KPI Pusat, Agung Suprio sendiri menyatakan mendukung aparat penegak hukum menindaklanjuti kasus tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

“Kita akan memberikan perlindungan, pendampingan hukum dan pemulihan secara psikologi terhadap korban. Juga menindak tegas pelaku apabila terbukti melakukan tindak kekerasan seksual dan perundungan terhadap korban, sesuai hukum yang berlaku,” ujar Agung, Rabu (1/9).(Pry)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close