JEMBER-ViralKata.com- Dampak Pandemi Covid-19 sangat dirasakan oleh pelaku UMKM. Banyak pengusaha kecil-mikro, yang harus berhenti berproduksi, atau setidaknya mengurangi jumlah produksinya. Untuk membantu pengusaha kecil bangkit dari keterpurukan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember, yang melaksanakan KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) Kelompok-33, melakukan pendampingan terhadap pengusaha kecil, untuk meningkatkan penjualan, melalui inovasi kemasan produk dan teknik pemasaran melalui media sosial.
Salah satu pengusaha kecil yang didampingi para mahasiswa, adalah Suaib, pemilik pabrik tahu di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa. Pabrik tahu yang sudah beroperasi lebih tiga tahun ini, menjual begitu saja “tahu” -produksinya ke masyarakat. “Selama ini, selesai produksi ya dijual begitu saja, baik ke sejumlah pedagang keliling, maupun ke pasar-pasar, termasuk ke Pasar Tanjung-Jember, tanpa ada kemasan,” ujar Suaib.
Karena itu, meski “tahu” produksi Suaib ini, kualitas maupun rasanya tidak kalah dengan tahu yang diproduksi pabrik lain, namun permintaan masyarakat nyaris tidak ada perubahan. Selama ini, masyarakat hanya mengenal “tahu” buatan Suaib ini, dengan sebutan “tahu” Rembangan. Karena, pabrik “tahu” ini memang berada di Desa Kemuning Lor, di kawasan wisata Pemandian Rembangan.
Suaib mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada para mahasiswa UM Jember yang sudah hampir sebulan KKN di wilayahnya. “Alhamdulillah, setelah dibantu adik-adik mahasiswa, dengan pembuatan logo dan merek tahu, serta membantu cara promosi melalui spanduk dan juga melalui media sosial, sekarang usaha saya lebih dikenal masyarakat,” jelasnya.
Pengusaha tahu yang kini mempekerjakan lima orang tenaga kerja itu, berharap kedepan usahanya semakin berkembang, sehingga bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Saat ini pabriknya, sudah berangsur pulih dan bahkan terus meningkat. Untuk sehari, ia mengaku menghabiskan bahan baku kedelai hingga 3 kuintal. “Semoga kedepan bisa berproduksi lebih banyak lagi,” lanjunya.
Sementara, Ketua Kelompok-33, Angga Prasetyo, menjelaskan bahwa kegiatan pendampingan UMKM itu, merupakan salah satu dari program kerja yang dilaksanakan teman-temannya, selama ber-KKN di Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa. Menurutnya, enam mahasiswa yang terlibat KKN tahun ini, masing-masing Angga, Fera, Nur, Ali, Kuncoro, dan Fahmy –seluruhnya dari Prodi Ekonomi-Manajemen, bertekad mengabdikan dirinya membantu masyarakat terkait dampak pandemi Covid-19.
Terkait dengan upaya membantu meningkatkan produksi pabrik tahu, Angga menjelaskan bahwa pabrik tahu satu-satunya di kawasan “Wisata Rembangan” ini, harus diselamatkan dari keterpurukan. “Pabrik tahu ini banyak memberi manfaat kepada masyarakat. Selain menyerap tenaga kerja dalam produksi, tahu yang dihasilkan juga menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar, dengan berjualan aneka macam olahan tahu di warung-warung lesehan di sepanjang jalur wisata Rembangan,” ujarnya.
Disamping itu, limbah padat dari proses produksi tahu, juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pakan ternak yang menyehatkan. “Kebetulan di kawasan Rembangan ini, juga dikenal banyak peternak yang mengembangkan kegiatan penggemukan dan pembudidayaan kambing, sapi, bahkan usaha sapi perah. Limbah padat dari pabrik tahu ini, menjadi pakan alternatif, selain rumput dan tumbuhan lainnya,” jelasnya.
Pengenalan Pembelajaran Daring
Kegiatan lain yang telah dilaksanakan mahasiswa selama sebulan KKN di Desa Kemuning Lor, yakni pengenalan pembelajaran daring (online) bagi para siswa PAUD dan Sekolah Dasar. Menurut Fera dan Nur, selama ini murid di sekolah-sekolah di wilayah ini, belum mengenal pembelajan daring (online). Pihak sekolah mengambil kebijakan tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka di kelas, dengan menerapkan protokol kesehatan, secara bergiliran.
Setiap siswa mengikuti pembelajaran di kelas, minimal sekali dalam seminggu. Alasan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di kelas, karena mayoritas siswa di Desa Kemuning Lor ini, tidak memiliki perangkat handphone yang bisa dipakai untuk pembelaran daring. “Alasan lain, kawasan Rembangan ini juga sulit sinyal, karena daerahnya yang dikelilingi pegunungan,” ujarnya.
Berbeda dengan siswa di kota yang selama masa pandemi Covid-19 sudah familier dengan pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan memanfaatkan perangkat pembelajaran melalui berbagai aplikasi. “Namun untuk para siswa yang sekolah di SD Kemuning Lor 4 ini, istilah zoom saja tidak tahu. Karena mereka memang belum pernah belajar menggunakan aplikasi zoom meeting,” ujar Kuncoro dan Fahmi, sambil terheran-heran.
Karena itu, selama sebulan KKN, mahasiswa UM Jember masuk ke kelas-kelas secara bergilir, mengenalkan berbagai aplikasi pembelajaran yang bisa dilakukan siswa dari rumah dan tempat lainnya. Tahap-tahapan membuka aplikasi pembelajaran dipraktikkan para mahasiswa, melalui layar LCD.
“Saya terharu, karena di awal-awal kami mengenalkan aplikasi pembelajaran melalui zoom, para siswa tampak antusias untuk mengikuti. Mereka berbisik-bisik, seperti nonton bioskop di kelas,” jelas Fahmi. Karena itulah, pengenalan pembelajaran daring ini, dilakukan secara bergilir mulai siswa kelas 1 sampai kelas 6. “Hal yang sama juga kami lakukan untuk siswa PAUD. Tentunya kegiatan ini kami lakukan dengan protokol kesehatan yang ketat,” imbuh Kuncoro.
Sesuai tema KKN tahun ini, yakni “KKN Tematik Covid-19” menurut Ketua Kelompok-33, Angga, kegiatan pokok yang rutin dilaksanakan para mahasiswa, mulai dari penyuluhan terkait protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang dilakukan di Balia Desa Kemuning Lor, hingga turun ke masyarakat dan tempat-tempat usaha, berupa warung lesehan yang banyak di jumpai di sepanjang jalan menuju kawasan Wisata Rembangan. “Teman-teman juga rutin membagikan masker ke warga masyarakat, bersamaan dengan kegiatan penyemprotan disinfektan ke rumah-rumah penduduk dan fasilitas umum lainnya,” jelasnya. (*/yon)