![](https://www.viralkata.com/wp-content/uploads/2019/01/Panen-Udang-780x405.jpg)
BEKASI, ViralKata.com – Ada kejadian unik saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau panen udang vaname di Muara Gembong, Bekasi pada Rabu (30/1) pagi. Jempol tangan kiri Presiden terpaksa diplester karena berdarah akibat terpatil udang.
Memang, Capres Nomer urut 01 ini, sempat ikut menarik jala untuk mengambil udang bersama para petani yang tergabung dalam kelompok Muara Gembong Mandiri. Saat itu jari telunjuk Jokowi terluka. “Kepatil,” kata kepala negara singkat.
Meski Jokowi mengaku tidak masalah karena patil udang ini, ia memilih tidak memegang udang lagi saat berbincang dengan media usai panen. Jokowi justru mempersilakan para petambak udang untuk menunjukkan udang hasil panen kepada wartawan. “Tadi baru pegang, udah loncat udangnya. Ini ngga pegang lagi,” ujar Jokowi sambil tertawa.
Momen saat jempol Jokowi berdarah terekam media karena ajudan Presiden terlihat tergesa-gesa mencari obat P3K. Ajudan langsung mendatangi Jokowi untuk membalut tangan sang Presiden dengan plester dan meneteskan obat merah. Meski ada insiden ini, Jokowi tetap melanjutkan bincang-bincang dengan para petambak udang.
Menurut Jokowi, memelihara udang Vaname tidak mudah. Suhu, lingkungan, dan kadar oksigen harus selalu dipantau 24 jam. “Kebetulan di sini gagalnya pertama karena ada virus. Tapi sekarang sudah mulai bisa dilihat kapan dia (udang) keluar, kapan dia enggak,” ucap Jokowi.
Jokowi mengunjungi Muara Gembong untuk memanen sekitar 5 ton udang vaname yang sudah ditambak sejak akhir 2017. Panen udang sempat gagal pada Februari 2018, namun kini menuai sukses di panen ketiga. Mengenai kegagalan pertama itu, menurut Presiden, karena ada virus. Namun saat ini, sudah mulai bisa dilihat kapan virus itu keluar, dan kapan tidak keluar.
Dari 80 hektar tambak yang diberikan kepada masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Perhutanan Sosial, menurut Presiden, yang dicoba untuk budi daya udang vaname baru 10 hektar. Pemerintah memang tidak ingin tergesa-gesa karena masih belum dapat format yang betul, sementara di sisi lain ini menyangkut modal yang besar, menyangkut petani yang juga pinjam ke bank.
“Hati-hati, kita tidak boleh membiarkan petani rugi kemudian semuanya kapok enggak berani memelihara udang. Karena ini permintaan udang vaname ini gede sekali, untuk ekspor terutama,” ujar Kepala Negara seraya menambahkan, permintaan udang untuk ekspor ke luar negeri sangat besar. Bahkan hampir semua negara minta.
Biaya operasional tambak udang sebesar Rp 180 juta per hektare ini diyakini bisa memberikan margin hingga Rp 140 juta bagi masing-masing petani. Alasannya, sekali panen keuntungan kotor yang didapat petani sebesar Rp 320 juta. “Artinya ada margin keuntungan sekali panen itu Rp120 jutaan kurang lebih. Ini kan duit gede banget,” kata Presiden Jokowi.
Namun Presiden mengingatkan, untuk mencapai hal itu memerlukan proses kegagalan tadi. Tapi kalau orang sudah belajar dari proses kegagalan, itu yang paling penting.
Dalam panen raya ini, Jokowi ditemani Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono. (R3)