JAKARTA, ViralKata.com – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menginstruksikan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komisaris Jenderal Polisi Arief Sulistyanto untuk mengusut kabar bohong atau hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos dari China.
“Sejak kemarin atau tadi malam ada informasi tentang masuk tujuh kontainer surat suara dari China yang sudah dicoblos, tim Bareskrim Cyber bergabung dengan Polda Metro sudah melakukan kegiatan investigasi sampai kini,” kata Letjen Arief Sulistyanto di Kantor Bareskrim Polri, Kompleks Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Kapolri, sambung Kabareskrim, sudah memberikan instruksi kepadanya untuk menyelidiki kasus ini. “Bapak Kapolri pun sudah memberikan instruksi kepada Kabareskrim kepada saya untuk betul-betul melakukan penyelidikan terhadap, masalah ini,” sambungnya.
Arief juga mengaku mendapatkan dukungan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo untuk mengungkap kasus hoaks ini, mulai dari yang memposting hingga siapa saja menyebarkan berita tidak benar tersebut.
“Ini harus kita perangi sama-sama seperti disampaikan Mendagri. Proses pemilu yang akan berlangsung harus kita jaga kondusivitasnya. Polri sudah siap untuk melakukan itu, termasuk upaya-upaya untuk menegakan hukum yang sedang dilakukan saat ini,” tutur Arief sambil menambahkan Polri bersama KPU dan Bawaslu bekerja sama mengatasi semua masalah berpotensi mengganggu kelancaran pemilu.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) untuk mengusut tuntas kasus penyebaran hoaks tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos. Depdagri mendukung komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan melaporkan kasus hoaks itu ke Bareskrim. “Saya mendukung penuh,” katanya di Gedung Bareskrim Polri.
Tjahjo mendesak Bareskrim mengusut tuntas siapa menyebarkan kabar hoaks adanya 31 juta data siluman. Padahal tak ada satu pun data siluman. Dua kabar hoaks itu telah meresahkan dan opini ini sudah beredar di tengah masyarakat. Informasi hoaks ini menggangu proses konsolidasi demokrasi. “Yang saya yakin KPU sudah melaksanakan secara transparan, terbuka, sesuai aturan undang-undang yang ada,” tandas Tjahjo.
Kedua isu tersebut dinilainya juga menciderai partai politik yang merupakan peserta pemilihan legislatif, dan pemilihan presiden dan wakil presiden. “Sebagai Mendagri, saya minta resmi kepada Bapak Kabareskrim mengusut tuntas mencari siapa yang menyebarkan kabar itu,” ungkap Tjahjo.
Selain itu, Tjahjo juga meminta kepada Kabareskrim untuk mengusut siapa saja yang telah memfitnah Presiden Joko Widodo. Karena nama Jokowi disebutkan terkait isu adanya 7 kontainer surat suara tercoblos dan 31 juta data siluman.
“Racun demokrasi harus kita lawan, itu politik uang, kampanye yang berujar kebencian, sara fitnah harus disetop. Apalagi yang memfitnah lambang negara, saya minta kepada Pak Kabareskrim siapa pun harus dicari dan mengusut siapa yang memfitnah pak Jokowi sebagai presiden bukan sebagai capres,” tuturnya.
Sebelumnya akun milik Andi, @AndiArief_ mengaku mendapatkan informasi temuan 70 juta surat suara dalam 7 kontainer di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam cuitannya, dia menyebut surat suara telah dicoblos untuk paslon nomor urut 01, yakni Jokowi – Ma’ruf.
”Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar,” tulis dia.
Setelah periksa kembali, cuitan Andi sudah dihapus. Ketakutan berhadapan dengan hukum. Saat dikonfirmasi, Andi hanya mengirim tautan berita yang menulis cuitannya. Sementara itu dia tidak membalas kenapa statusnya di Twitter dihapus. (R3)