HEADLINEHUKUM & kRIMINAL
Mau Mendaki Gunung, Pembunuh Sekeluarga di Bekasi Digulung

JAKARTA, ViralKata.com – Seorang pria penganguran berinisial HS diringkus polisi karena diduga sebagai pelaku pembunuhan satu keluarga di Bekasi, yang terjadi Selasa (13/11). HS ditangkap di kawasan Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, saat akan mendaki gunung. Dalam penangkapan, HS sempat membantah melakukan pembunuhan terhadap Diperum Nainggolan (38) dan istrinya Maya Ambarita (37) serta dua anaknya Sarah Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).
HS masih ada hubungan keluarga sebagai adik dari korban Maya Ambarita. “Kita sudah mengamankan satu orang yang diduga pelaku berinisial HS. Kita belum dapat sampaikan motifnya, kita belum dapatkan tunggu kerja penyidik,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (15/11).
Argo mengungkapkan awalnya polisi menemukan keberadaan mobil milik korban Diperum Nainggolan bernomor polisi B-1075-UOG di garasi kontrakan kawasan Cikarang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (14/11). Berdasarkan penyidikan, polisi mendapatkan informasi mobil berwarna silver itu dibawa HS dari rumah korban ke garasi kontrakan.
Di dalam mobil itu, tim Inafis Polda Metro Jaya menemukan bercak darah diduga milik korban pada bagian bawah karpet kursi sopir, pedal gas, sabuk pengaman dan gagang pintu sebelah kanan, serta dua telepon selular milik korban.
Polisi bergerak mencari keberadaan HS di daerah Garut. HS ditemukan di kaki Gunung Guntur Garut Jawa Barat saat akan mendaki gunung.
Saat tas milik HS digeladah ditemukan uang sebesar Rp 4 juta, kunci Nissan X Trail, dan telepon selular. “Akhirnya HS dibawa ke Jakarta untuk diinterogasi,” ujar Argo.
Argo menuturkan polisi juga mengambil kotoran kuku pada HS untuk memastikan itu darah atau bukan. Polisi juga menemukan luka pada jari telunjuk tangan HS dan mendapatkan informasi HS berobat ke klinik berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian bertepatan dengan penemuan korban tewas pada Selasa (12/11) sekitar pukul 05.00 WIB.
Setelah itu, penyidik menggeledah kontrakan HS yang menjadi tempat ditemukan mobil Nissan itu, serta terdapat celana panjang warna hitam yang bernoda darah. “Ini semua sudah kita ambil darahnya sebagai sampel dan akan kita cocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah,” tutur Argo.
Argo menambahkan hingga kini belum diketahui motif pembunuhan itu, dan Hs masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Polisi juga masih mencari benda tumpul yang digunakan untuk memukul korban pun masih dicari oleh polisi.
Diakunya, hingga kini HS masih membantah tuduhan menjadi pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut. “Yang bersangkutan masih mengelak, dia tidak melakukan apa-apa,” ucap Argo sambil menambahkan HS diketahui sudah tidak bekerja selama tiga bulan. Dan selama menganggur sering tidur di tempat kos-kosan di rumah korban.
Sbelumnya, pembunuhan satu keluarga membuat geger warga Bekasi. satu keluarga tewas berdarah-darah di ruang tengah rumah kontrakan mereka di Jalan Nangka, Pondok Melati, Bekasi Kota, Selasa (13/11/2018). Dua anak mereka, perempuan 9 tahun dan lelaki 7 tahun, ditemukan tak bernyawa di kamar setelah dibekap dengan bantal. Polisi telah memeriksa 12 saksi, termasuk tiga tetangga dan kerabat korban.
Penangkapan HS membuat Medsos dihujani banyak komentar, Akun Facebook HS sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga di Bekasi dipenuhi caci maki. Netizen jengkel dengan aksinya menghilangkan empat nyawa. Komentar dengan cepat bertambah di akun HS. Sasaran netizen adalah postingan terakhir yang diunggahnya.
Ini sebagian komentar netizen:
Ed*ard Simanungkalit: Hukuman mati, sangat layak baginya tanpa harus mempertimbangkan HAM. Krn dia melakukannya dgn sadar dan sengaja. Hukuma mati sbg pembelajaran bagi org2 dlm berbuat dan bertindak
Y*na Yana: Langsung tembak di tempat aja nih orang
An*i Hartin Halim: Setan apa yang merasukimu..anak kecil tak berdosa pun kau bantai… bahkan keluarga sendiri.
Tak hanya itu, warga dari suku Batak pun mengungkapkan kemarahan atas perlakuan keji tersangka pada keluarga sepupunya sendiri.
Ben*min Tobing: B*****t ini Adalah Paribannya (anak namborunya)…! Kejam ya…!!
Ol*a SiMatupang: Bahkan kelak suatu saat nanti kau mati..bumi ini pun tak menerima darahmu kawan.. sakit hatiku lihat mereka ditebas sprti kawanan tikus
An*ga Gunawan Hutahean: Malu”in marga simamora kau. Matilah kau, baru kali ini katahu ada orang batak pembunuh. Jahanam kau memang. (R3)