Jember, Viralkata.com-Kota Jember sekira tahun 90 an pernah meraih masa emas dan kejayaannya menjadi kota pencetak atlit khususnya tinju amatir dan profesional baik tingkat lokal, regional dan nasional. Bahkan dari kota suwar suwir ini muncul nama nama seperti Paidi Sarosak, Slamet, Hotif, Heri Sanca, Sambung, Rudi Hariyanto, Jakfar dan masih banyak lagi petinju yang tak bisa kita sebutkan satu persatu.
Mereka semua ini pada masa jaya dikelasnya masing masing memiliki keistimewaan dan julukan tersendiri dipublik pertinjuan Jember. Semisal Paidi Sarosak yang pernah dikenal dengan jual beli pukulan saat bertanding juga memiliki keahlian merusak pertahanan lawan. Petinju Slamet dengan ketenangan bisa membaca gerakan lawan hingga bisa emosi dan akhirnya bermain rusak. Sambung, Alm. Hotif , Heri Sanca dan Rudi Hariyanto semua ini pernah memberikan nama harum kota Jember dikanca pertinjuan negeri Ini.
Salah satu mantan petinju Jember, Paidi Sarosak ketika dijumpai dikediaman daerah Cokroaminoto Jember Kidul. Kaliwates Selasa 23/2/2021 mengatakan, pengurus yang baru ini harus sebanyak banyaknya mencari bibit bibit Petinju yang potensial sejak masih anak anak. Kalau dulu biasanya anak anak yang sering berkelahi terutama dijalanan.
” Pada waktu saya pertama latihan tinju dulu, semisal dari 100 anak mungkin yang akan menjadi petinju dan latihan sesungguhnya hanya bisa mencatak lima anak saja yang ingin betul betul jadi. Rata rata waktu itu masih sekolah SMP. ” Ungkap Paidi Selasa 23/2/2021.
Masih kata Paidi, kalau dulu masih jaman saya atlit tinju ini hanya latihan keras dan selalu berlatih saja, tanpa memikirkan sarana karena sudah ada yang menanggung tempat berlatih yaitu sasananya sendiri. Apalagi kalau dulu banyak sponsor yang mendukung dan petinju itu tak memikirkan lagi yang lain.
” Jadi seperti sarana alat tinju sudah ada, seusai latihan disiapkan kacang hijau, makan telur, susu dan sebagainya oleh sasananya tempat berlatih. Petinju tak memikirkan lagi yang berkaitan dengan diatas itu.” tandas Paidi yang pernah bermain dengan Little Pono petinju Nasional.
Dia menambahkan, dirinya setelah pada satu kejuaraan meraih medali perak, saya langsung berpindah jadi petinju Profesional. Saya bermain di Surabaya dengan petinju Papua saya menang KO, bermain lagi di Banyuwangi dengan petinju dari Bali lawannya sempat jatuh dan kembali bermain akhirnya skor draw.
” Bermain lagi di Kediri dengan Little Pono saya kalah KO pada ronde 8 pada saat itu, jadi saya bisa bekerja di PTP hingga pensiun ini karena dari tinju ini.” Tambahnya. Sambil tertawa mengingat waktu itu.
Dia menambahkan, dirinya berharap muda mudahan dengan pengurus Pertina yang baru ini bisa mengembalikan masa kejayaan petinju Jember dikanca nasional. Bahkan tak menutup kemungkinan bisa mencapai internasional.
Diberitakan sebelumnya bahwa Pertina Jember memilih Ahmad Fatoni secara aklamasi menjadi Ketua Pertina Jember Priode 2021-2025 di Rumah makan Lestari Minggu 21/2/2021. Dengan pengurus baru ini diharapkan bisa mengembalikan masa kejayaan tinju Jember di Indonesia. Khususnya minimal tingkat regional.( Daffin)