EKONOMINASIONALNEWS

Pengusaha Dan Pelaut Itu Bernama H Ucing Siap Memimpin Kepulauan Sula Maluku Utara

Jakarta- Viralkata

Dan sekarang muncul sosok yang lain daripada yang lain, karena ia bukan seorang akademisi melainkan seorang pelaut yang juga Putra Asli Sula, H.Husni Sanaba.M.Mar.Eng alias H.Ucing.

Sosok ini punya segudang pengalaman berkarier di negeri orang, utamanya yang berkaitan dengan kelautan dan engenering.

Saat ini Ia tengah berancang- ancang untuk ikut Pilkada Kepulauan Sula. Untuk membangun Kepulauan Sula, Maluku Utara H.Ucing mengajukan konsef “Bangun Sula Selamatkan Negeri’ 2024-2029.”

Lalu konsef apa yang Laksamana tawarkan untuk membangun Kabupatem Sula, utamanya bagi kesejahteraan masyarakatnya? Laksamana mengusung Sula Bagila (bersih) dan Sula Mawita (bercahaya). Ini adalah 2 kosa kata Sula yang terhubung dan terkait erat satu dengan lainnya. Misalnya Sula Mawita terwujud apabila Sula Bagila.

Untuk Menciptakan Sula Mawita maka Sula harus bagila. Sula yang bersih dan terang benderang. Sula Bagila yang harus dielaborasi / dijabarkan di dalam Pengelolaan Pemerintahan Kab. Kepulauan Sula.

Menurut Laksamana, ada dua point penting yang perlu dijelaskan. Dua point penting tersebut adalah Bersih Pemerintahan (Clean Governance) baik itu bersih administrasi (tertib administrasi) maupun bersih belanja keuangan semisal pemanfaatan keuangan daerah yang harus bersih dari praktek korupsi, kolusi dan neopotisme. Dengan demikian terciptalah sebuah pemerintahan yang baik (good governance).

Selain itu harus Bersih Alam Kab. Kepulauan Sula, yaitu Bumi/tanah, air dan udara Kab. Kepulauan Sula harus bersih agar dapat menunjang keberlangsungan hidup masyarakat, flora dan fauna setempat.

“Untuk menciptakan Alam Kab. Kepulauan Sula maka harus dimulai dari bersih diri, bersih lingkungan sekitar. Bersih diri terkait dengan komitmen, integritas tanggung jawab moral dalam segala hal sehingga tercipta innerbeauty (keindahan dari dalam diri) yang memberikan dampak bagi setiap orang yang berada di sekitarnya,” urai Laksamana.

Ia menambahkan, bersih lingkungan misalnya tata cara pengelolaan sampah yang baik dan benar mulai dari hulu sampai ke hilir. Reboisasi atau penanaman hutan untuk mencegah erosi, pencemaran udara. Misalnya revitalisasi hutan bakau yang rusak. Penanaman pohon di sepanjang areal bantaran sungai. Revitalisasi hutan yang rusak akibat penebangan liar, ladang berpindah, serta penebangan oleh perusahaan pengelola kayu bulat yang tidak bertanggung jawab.

“Revitalisasi fauna misalnya penangkaran rusa, burung maleo dan burung Nuri khas pulau Mangoli. Dan lain sebagainya,” tandas H.Ucing saat ditemui dalam acara pemberian santunan perayaan satu dasawarss LKPN.

H.Ucing mengurai lebih jauh lagi. Pengelolaan sumberdaya alam (SDA) untuk kepentingan Ekonomi, menurutnya harus sesuai dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas maupun kualitas.

“Sudah barang tentu sektor pertanian adalah sektor yang paling dominan
Kemudian ketersediaan SDM baik jumlah maupun kualitas yang menempati masing masing sektor. Lalu ketersediaan infrastruktur misalnya, jalan, listrik, air bersih, pendidikan, perkantoran, perhotelan, penginapan, pasar, pertokoan dan sebagainya,” jelas H.Ucing.

Ia sangat mencintai lautan karena sejatinya sedari kecil laut bagian dari hidupnya. Karena itu ia sangat mensupport keberadaan Festival Desa Nelayan Pastabulu di Kepulauan Sula.

” Festival Pastabulu ini bernilai sejarah selama Kabupaten Sula berdiri.Kedepannya festival ini harus selalu ada dalam daftar kegiatan tahunan. Bahkan harus di laksanakan di beberapa desa yang memiliki nilai historis dan kearifan lokal sebagaimana yang ada di Pastabulu sebagai desa percontohan yang wajib di dukung seutuh nya oleh Pemda Sula dan Pemda Provinsi Maluku Utara.

H.Husni Sanaba.M.Mar.Eng, orang-orang sekitarnya lebih suka memanggilnya dengan sebutan Haji Ucing. Tapi ada juga yang akrab dengan panggilan Laksamana.
Pria dengan segudang pengalaman berlayar mengelilingi dunia itu nama lengkapnya dengan embel – embel title yakni Haji Husni Sanaba. M.Mar.Eng (Master Marine Engginer). Ia beristri Farida dengan lima orang anak.

“Istri saya hanya satu dan anak saya lima. Itu sudah banyak,” ujarnya terkekeh.

Pria kelahiran Sanana, Kepulauan Sula Kabupaten Maluku Utara lahir pada 17 Mei 1963 dan dibesarkan oleh orangtuanya dengan penuh kedisiplinan yang lebih menekankan pentingnya pendidikan kepada anak – anaknya.

“Bapak saya Haji Abdul Wahab Sanaba seorang Pegawai Negeri yang bertugas menjabat sebagai Kepala Pajak Kepulauan Sula. Pada saat beliau menjabat sebagai Kepala Pajak waktu itu masih Kabupaten Sula masih satu Kepulauan yang terdiri dari tiga pulau, yakni Pulau Sulabesi dengan ibukota Sanana, kemudian Pulau Mongoli dan Pulau Taliabu. Saat itu masih dalam kecamatan,” ungkap Haji Ucingalias Husni.

Dulu seorang Husni kecil menyelesaikan Pendidikan dasarnya di SD Negeri III Sanana dan lulus tahun 1977. Kemudian masuk SMP Negeri I Sanana tahun 1980 – 1981. Setelah itu melanjutkan SMA di Ambon yakni SMA Negeri III Poka, Ambon dan lulus tahun 1984.

Selanjutnya dirinya melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi ke Kota Anging Mamiri Makasar mengambil jurusan di Akademi Ilmu Pelayaran dan lulus tahun 1987 yang begitu lulus langsung berpraktek di salah satu perusahaan besar di Eropa yang bernama PT Gesury Lyod selama satu tahun.

Setelah kembali dari Eropa, Husni kembali ke Makasar untuk menyelesaikan ujian akhir di tahun 1988 dengan memegang ijazah tingkatan Sarjana Muda dan berijasah Ahli Mesin Kapal yang di Wisuda langsung oleh Dirjen Perhubungan Laut kala itu H Rusmin Nuryadin. Setelah selesai menempuh Pendidikan di Makasaar seorang Husni kemudian memutuskan hijrah ke Jakarta.

Pengalaman 38 Tahun Berlayar Keputusan Husni untuk hijrah ke ibukota

adalah keputusan yang tepat yang mampu mengubah pola pikirnya sebagai seorang Putra asli Sula dan membuatnya mempunyai segudang pengalaman keliling dua benua yakni Asia dan Eropa Tuturnya.(PRAY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close