Jember – Viralkata.com:
Belakangan ini Bupati Jember mendapat kritik dari beberapa elemen masyarakat melalui unjuk rasa. Tapi bupati H Hendy mengaku mendat kritik dianggap bagus. “Kritik dan unjuk rasa itu juga bagus karena sebagai bentuk aspirasi warga”, ungkap bupati H Hendy kepada sejumlah wartawan usai acara Bunda Paud di Pendopo Wahya Wibawagraha, Jumat siang (1/10/2021)
Pihaknya, lanjut bupati H Hendy menghargai para pengunjuk rasa yang melakukan kritik, saran, aspirasi dari warga.
“Ya harus kita tampung semuanya apa yang diharapkan.Makanya kalau ada demo itu baik semuanya, tapi jangan anarkis, demo biasa saja secara sopan dan tertib,” ujarnya.
Bupati Hendy juga menilai, keberadaan aksi unjuk rasa justru merupakan upaya memperbaiki diri, sehingga dapat menjadi lebih baik kedepan.
“Kayak saya dikoreksi, gak apa – apa dikoreksi, karena memang kurang, gak ada yang sempurna kita ini,” ujarnya.
Melalui aspirasi yang disampaikan oleh para pendemo, kata Bupati Hendy justru dapat menilai, sehingga kedepan, sesuai regulasi lebih siap melayani masyarakat.
Seperti diketahui, saat bersamaan telah berlangsung aksi unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Jember, yang digelar oleh sekelompok masyarakat yang mengatas namakan Pendukung Bupati Hendy Siswanto. Mereka sepertinya merupakan bagian dari relawan pemenangan pasangan Hendy Siswanto dan KH MB Firjaun Barlaman, saat pilkada tahun 2020 baru lalu.
Seperti disampaikan korlap aksi Jumadi Made, dalam orasinya menyampaikan penilaiannya terhadap kinerja Bupati Hendy setelah dilantik menjadi Bupati Jember, yang menurutnya masih banyak yang belum terealisasi.
“Kami pendukung Bupati Hendy, bukan eks pendukung,” ujarnya dalam orasi.
Kata Jumadi, para relawan merasa malu kepada masyarakat yang telah turut mendukung menghantarkan pasangan Hendy Siswanto – Gus Firjaun menjadi orang nomor satu di Kabupaten Jember.
Unras berlansung damai, usai menyampaikan aspirasinya para pengunjuk rasa telah membubarkan diri sebelum pelaksanaan sholat jum’at.
Massa aksi itu mengaku dari beberapa elemen pendukung Bupati Hendy saat kampanye lalu. Diantaranya, RMJ (Relawan Militan Jember), RJM (Relawan Jumadi Made) dan AKJ (Anti Kesultanan Jompi).
Mereka melakukan longmarch sejauh kurang lebih 100 meter menuju ke Pendapa Wahyawibawagraha sembari membawa peti mati dan memakai atribut pocong.
Selain itu, juga tampak seorang pria yang memakai kopiah, baju koko, dan sarung menyerupai sosok Bupati Hendy berada di atas truk kendaraan komando aksi.
Dalam aksi itu, massa pengunjuk rasa memprotes kebijakan Bupati dan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan kepada Bupati Hendy. Mereka menagih janji politik, dan mengungkapkan adanya dugaan beberapa kebijakan Bupati selama ini yang dinilai menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat.
Bupati Jember Haji Hendy Siswanto, kata mereka, telah mengingkari janji-janjinya saat kampanye, diantaranya Pendopo yang katanya terbuka 24 jam untuk rakyat, nyatanya hanya janji-janji belaka,” kata Korlap Aksi Jumadi Made.dd
Menurut Jumadi, puluhan pendukungnya itu merasa kecewa. Bahkan menagih janji kepada Bupati Hendy.
“Replika peti mati dan teatrikal pocong, adalah gambaran kebijakan Bupati selama ini menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat, diantaranya melegalkan honor kematian covid, serta proyek proyek di lingkungan Pemkab Jember yang dikuasai oleh kroni-kroni Bupati,” katanya.
“Kami sangat kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bupati, kebijakan bupati telah melukai hati kami selaku pendukung militan, dulu waktu kampanye, bupati menyampaikan akan mengajak seluruh pendukung dan masyarakat untuk kerjasama memajukan Jember, tapi nyatanya apa? Proyek-proyek justru dikuasai oleh keluarga Bupati,” sambungnya.
Jumadi juga meminta agar aparat penegak hukum (APH) seperti kejaksaan, kepolisian dan KPK untuk turun dan mengusut jual beli jabatan yang menurutnya saat ini terjadi di lingkungan Pemkab Jember.
Selain melakukan orasi, peserta aksi juga membentangkan beber
