Surabaya, Viralkata.com- Riuh pemberitaan tentang acara Ulang tahun Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Pawarawangsa yang diframing tidak menerapkan Prokes oleh beberapa media dikomentari oleh Koordinator Relawan Milenial Aswaja Banyuwangi (REMAJA) Edi Hermanto.
Menurut Edi, acara tersebut jelas merupakan inisiatif birokrasi di lingkaran pemprov jatim sebagai ucapan selamat atas hari spesial ibu Gubernur, dan kurang tepat bila itu diframing sebagai pesta melainkan tasyakuran biasa karena hanya melibatkan internal birokrasi.
“Sudah jelas pengakuan Sekda, jika kita semua mau bertabayun. Pertama acara itu bukan inisiatif ibu Gubernur maupun wakil Gubernur, ini murni surprise dari birokrasi kepada pimpinannya tanpa sepengetahuan Ibu Khofifah dan Mas Emil Dardak, kedua ini bukan pesta namun tasyakuran bisa dilihat dari yang hadir hanya internal saja, soal Katon ya memang itu temannya Sekda, kan ya wajar kalau diundang menjadi bagian surprise. ketiga saya menilai ada oknum yang sengaja datang ke acara jelas seperti bertendensi mengambil angle gambar yang sekiranya sesuai dengan niat serangan politik tertentu, apalagi videonya hanya potongan-potongan. Tidak utuh dari awal sampai akhir. Kalau diteliti sebenarnya terlihat semua juga bermasker.” tandasnya tegas
Ia juga ingin mengajak masyarakat untuk bijaksana dan bertabayun dulu melihat perihal ini. Jangan sampai karena salah sangka, akhirnya kita mengabaikan kinerja Ibu Khofifah selama ini. Ibu Khofifah dan Mas Emil dalam mengejar target pemulihan ekonomi pada masa pandemi patut diapresiasi dan menjadi salah satu yang terbaik
“Disaat beberapa provinsi lainnya tengah berjibaku dengan pemulihan ekonomi dalam situasi pandemi, mei 2020 Ibu gubernur dan wakil gubernur sudah mengumandangkan penggenjotan ekonomi New Normal dan hasilnya saat ini jawa timur menjadi provinsi yang leading serta relatif stabil dibanding Provinsi lainnya” tegas Edi Hermanto.
“Ini jelas framing, judulnya saja ulang tahun Gubernur dan Wagub. Padahal ulang tahun Wagub masih esok harinya. Kalau itu ulang tahun wagub ya jelas Arumi Bachsin juga hadir namun faktanya tidak hadir kan. Kalau itu acara Gubernur ya putra-putri beliau pasti hadir semua, namun tidak terlihat kan. Jadi kan sudah jelas semuanya memang sengaja di framing menjadi serangan politik.
Di sisi lain, Edi menilai reaksi publik atas beredarnya video tersebut juga wajar. Karena suasana covid19 masih jadi musibah bagi semua masyarakat. Jangan sampai ada lonjakan covid19 karena acara-acara.
Acara yang diinisiasi birokrasi harus dievaluasi, jangan sampai niat baik OPD memberi surprise kepada pimpinannya berada dalam ruang dan waktu yang tidak tepat (masa pandemi) sehingga mengorbankan nama baik pimpinannya yaitu Ibu Khofifah Indar Parawansa. Momen kemaren harus menjadi evaluasi Birokrasi.
Pada desember 2020 kemarin Provinsi jawa timur mendapat apresiasi dari Presiden Jokowidodo karena kemampuannya dalam menyesuaikan kebijakan ekonomi new normal di tengah pandemi
“Ada 2 provinsi yang sangat mampu melewati krisis ekonomi di tengah pandemi ini yakni provinsi jawa timur dan provinsi sulawesi selatan, tentu ini kado terbaik bagi HUT Jatim ke 75” ucap Presiden jokowi pada penghujung 2020 lalu
Selain itu Pemprov Jatim mendapat Kinerja Tertinggi Pemerintahan Daerah atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) Tahun 2019-2020 dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dari Kementerian Dalam Negeri.
Antara Fakta dan Bantahan
Sebelum kejadian malam ‘gembira’ di rumdin Gubernur di komplek Grahadi, Rabu pagi harinya 19 Mei, Bu Kofifah Indar Parawansa sudah dapat ucapan HBD ke 56 tahun dari para wartawan Pokja (kelomPok kerja) Pemprov Jatim.
Pada acara ucapan Selamat Ulang Tahun itu dari video di sebuah ruangan, -terlihat Bu Kofifah yang mantan Mensos itu di atas panggung menyerahkan sepiring nasi dari dua nampan nasi kebuli atau bryani yang tertata diatas meja kepada Fiqih jurnalis LKBN Antara (Ketua Pokja) Wartawan Pemprov.
Nah, rupanya Rabu malam harinya dibuat acara HUT Bu Guberbur Kofifah di halaman rumdin itu. Hadir semua Kepala OPD dan ada Java Band yang mengiringi penyanyi Katon Bagaskara. Selain itu ada hidangan dari Catering Sonokembang. Kejadian inilah yang direkam videonya dan jadi berita surabayatimes / indonesiatimes.com lalu muncul di youtube yang kemudian viral di medsos serta beberapa WAG.
Berbagai komentar, kebanyakan mengkritisi acara itu lantaran dalam suasana pandemi VC-19. Seharus jajaran Pemprov prihatin, tapi justru abai malah bikin acara ‘malam gembira’ itu.
Hal itulah pemicu kegaduhan di medsos yang akhirnya, muncul bantahan dari Heru Tjahyono Sekda dan pengakuan serta permohonan maaf Bu Kofifah dengan versinya masing-masing
Menyimak antara fakta dan bantahan yang menurut saya adalah upayangeles. “Sebagai seorang insan pers, saya kecewa. Seharusnya Pemprov Jatim, melakukan hak jawab atau koreksi kepada pihak media surabayatimes /Indonesiatime.com. Bukan membantah melalui media lain”, komentar salah seorang wartawan.
Sebab, apa yang diberitakan surabayatimes / Indonesiatime.com “bukan berita bohong”. Ada fakta kerumunan yang terlihat nyata di foto dan video yang juga diunggah ke youtube.
Maaf bukan bermaksud menggurui, ini perlu diketahui oleh semua sejawat saudaraku wartawan, jika ada salah satu media menulis berita yang benar (seperti surabayatimes/ indonesiatime.com itu), tetapi dikoreksi atau dibantah, seharusnya kepada media yang memberitakan.
Seperti yang dituturkan Yusri Raja Agam di WAG Senior dinihari tadi : “Bukan justru dikeroyok ramai-ramai, bahkan penulis berita (Marzuki) dipelototi oleh Heru di depan wartawan yang mewawancarainya. Saya sangat menyesalkan sikap Heru yang menuding wartawan (Marzuki) tersebut.
Ini pelajaran untuk kita sebagai wartawan”, ujar Yusri yang mendapat komen jempol dari anggota WAG Senior.
KLARIFIKASI RESMI DARI IBU GUBERNUR KHOFIFAH Assalamu’alaikum.
Saya mohon maaf yang sebesar- besarnya jika ada yang telah membaca berita atau video viral dg bunyi pesta ulang tahun khofifah ada kerumunan atau serupa.
Penjelasan dibawah ini semoga dapat memberikan info yg terlanjur terdistorsi :
1. Bahwa syukuran tanggal 19 Mei semua persiapan tanpa sepengetahuan apalagi persetujuan saya. Berita yang muncul cenderung tidak faktual dan tidak obyektif.
2. Tidak ada lagu ulang tahun…tidak ada ucapan ulang tahun, tidak ada bersalam atau berjejer….juga tidak ada potong kue tart ultah.
3. Ada santunan Yatim dan Sholawat Nabi seperti kegiatan lainnya. 10 anak yatim dan 2 orang tim sholawat dg 6 orang rebana. Selesei acara mereka makan terus pulang.
4. Ada penyerahan buku penanganan covid karya Dr. Suko Widodo (UNAIR).
5. Yang hadir Wagub (tanpa istri), saya tanpa putera, sekda dan beberapa OPD semua tanpa pendamping sebanyak 31 orang.
6. Ada band yang biasa dipakai latihan OPD.
7. Ada Katon Bagaskara karena tanggal 18 sedang ada giat di Surabaya. Katon juga kawannya pak Sekda.
8. Perihal catering yg katanya nomer satu itu adalah Sono Kembang yang biasa menjadi langganan Grahadi setiap ada tamu.
9. Tempat di halaman luar rumdin kapasitas normal bisa 1000 orang..jika ditambah samping bisa sampai 1500 orang. Tetapi yg hadir 31 org plus 10 anak yatim dan 8 tim sholawat dan rebana.
10. Angle yg diambil terkesan berkerumun saya mohon maaf…tidak ada terbersit rencana syukuran bersama OPD apalagi pesta ultah…..jauh dari tradisi saya. Posisi berdiri adalah posisi jelang bubaran krn pada dasarnya undangan duduk. Kecuali tim catering dan bagian umum.
11. Lepas dari itu semua saya sekali lagi mohon maaf yang sebesar- besarnya telah menjadikan suasana terganggu.
Demikian, mohon maaf jika video yang beredar seolah kami tidak memperhatikan protokol kesehatan hal tersebut tidak benar sama sekali.