HEADLINENASIONALNEWS

Tepis Perpecahan Bangsa, Milad Muhamadiyah Berbalut Pandemi


Jember, VIRALKATA.com – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember memastikan sudah tidak ada lagi acara milad di tingkat ranting maupun cabang. Karena pengurus daerah sudah menyelenggarakan secara daring. “Inshaallah sudah tidak ada. Tadi malam kita milad online bersama pimpinan wilayah,” papar Ustadz Kusno, M.Ag, Kamis (26/11/20).

Ustadz Kusno mengakui pada momentum milad atau ulang tahun brdirinya Muhmadiyah ke 108.tahun itu cukup marak ditiap ranting dan cabang. Tetapi milad yang jatuh lebih sepekan lalu itu relatif tidak diselenggarakan tatap muka. Mereka patuh pada ketentuan pimpinan pusat.

Muhammadiyah Cabang Mangli dan Ranting GMI yang meyelenggarakan. Masing2 di Masjid At Taqwa dan Al Bayan. “Kita selenggarakan dengan protokol ketat. Semoga virus corona segera minggat,” papar Drs. Mashudi, Ketua PCM. Sementara Ketua PRM GMI Drs. H. Djoko Sujono merasa perlu mengadakan Milad di rantingnya. Karena momen tersebut ada launching Tapak Suci, pelantikan Forum Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). Juga TPQ dan RBQ alias Rumah Baca al Quran.


Penasehat ranting, Dr. Kasman A. Rokhim, M.Fil menyatakan: banyak orang yang mempertanyakan, Dimana Muhammadiyah ketika situasi bangsa dalam keadaan genting seperti sekarang. Masalah dalam negeri yang dihadapkan pada perpecahan bangsa. “Kalau baca medsos saya ngeri dan miris. Gesekan sosial semakin keras,” tegas Ustadz Kasman yang juga waket PDM Jember.

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Ahmad Shiddiq, itu merasa prihatin dengan sikon sosial politik belakangan yang dinilainya mengarah pada kemungkinan perpecahan pada anak bangsa. Sementara pemerintah belum berhasil tuntas meredamnya. Sehingga situasi masih terjebak pada gesekan sosial yang semakin beringas. Dalam situasi sosial sepeti inilah kemudian ada sebagian orang atau kelompok yang mempertanyakan keberadaan dan sekaligus keberpihakan Muhammadiyah.

Menurutnya, Muhammadiyah ingin berada di tengah dan sebisa mungkin bisa menjembatani bila situasi dan komunikasi sosial politik sudah buntu, agar muncul solusi zero sum conflic. “Dimana saja kalau terjadi konflik gak mari mari lak dadi perang,” tuturnya.

Tetapi yang lebih penting dari semua itu, lanjutnya, adalah momentum milad pada situasi pandemi ini. Dari tahun ke tahun Milad selalu jadi renungan apa yang sudah kita perbuat dan kita sumbangkan pada gerakan Muhammadiyah. Pada warga dan simpatisan yang hadir Ustadz Kasman menjelaskan lagi tentang slogan khas yang menjadi misi visi Muhammadiyah yakni Islam Berkemajuan. Visimisi Islam berkemajuan tersebut mencakup soal Tauhid yang murni. Tidak becampur dengan adat dalam persoalan ketauhidan. Lalu memahami AlQuran dan Sunnah secara baik dan mendalam. Selanjutnya melembagakan amal sholeh yang fungsional dan solutif. Contohnya, Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi di NTT yang mahasiswanya 90% dari kalangan non muslim. Kepedulian terhadap problem bangsa Muhammadiyah sangat empati. Bukan hanya soal wabah corona. Jauh waktu sebelumnya ketika penyakit TBC jadi masalah maka Muhammadiyah lewat Aisiyah sudah berkontribusi nyata pada negeri ini. Kepengurusan khusus untuk menangani penyakit TBC mulai dari pusat sampai tingkat PDM ada dan terus diaktifkan. Yg


Berikutnya yang dimaksud Islam Berkemajuan adalah Muhammadiyah bergerak dan berorientasi pada kekinian serta futuristik. Juga termasuk dalam perkembangan jaman dan kemajuan ilmu dan teknologi.

MARAK MILAD
Peringatan “ultah” Muhammadiyah di wilayah PDM Jember cukup marak. Meski dalam situasi berbalut pandemi. Apalagi vs kabupaten Jember yang berpenduduk sekitar 2,4 juta orang itu hingga sekarang masih termasuk zona merah covid 19. Milad tetap terselenggara di PRM GMI. Sebelumnya Milad juga diselengarakan di PCM Mangli Kec. Kaliwates.

Sebagaimana biasa ormas filantropi ini aktif bakti sosial dan bagi2 bingkisan sembako dan uang yang layak. Sesuai agenda PRM dan PCM. “Kita wajib patuh protokol kesehatan. Gugus tugas pandemi disini selalu rajin sidak,” tegas KH. Dr. Sukarno, pendekar tapak suci Jember yang juga ketua Takmir Masjid At Taqwa.

Sedang pada Milad PCM Mangli ketua PDM Jember Ustadz Kusno, M.Ag diwakili Profesor K.H. Aminullah Elhady yang mengingatkan kembali pada peran dan kontribusi kader Muhammadiyah pada bangsa dan negara. Setidaknya ada sejak berdiri sampai kini ada 12 orang kader Muhammadiyah yang secara resmi dinyatakan sebagai pahlawan nasional. Yaitu KH. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah. KH. Mas Mansur, Fatmawati, Jendral Sudirman, KH. Fachrudin, Ir. Juanda, Kasman Singodimejo, Hadi Bagus Kusumo, Kahar Muzakir, Hamka dan AR Fahrudin. “Kiai Haji Mas Mansur pendiri nahdatuk wathon gerakan nasional masa itu sudah muncul di beberapa negara seperti Turki, Mesir, india dan lain lain. Kiai Mas Mansur yang cakrawala pemikirannya luas itu sahabatnya KH. Wahab Hasbullah,” papar Profesor Aminullah Elhady. (S.A. Ghani)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close