FOTOHEADLINEINFOTAINMENT
Pesta Raya 2018, Pesta Teater Diakhir Tahun
JAKARTA, ViralKata.com – Penghujung tahun 2018, SINTESA (Simpul Interaksi Teater Jakarta Selatan ) menggandeng JEERA Foundation dan Join untuk budaya, menggelar pesta teater bertajuk “Pesta Raya 2018”. Pesta ini digelar Auditorium Bulungan Jakarta Selatan (Jaksel) pada 21 hingga 30 November 2018, yang mendapat apresiasi sangat luar biasa dari kalangan pecinta teater.
Pesta Raya merupakn ruang bagi para pelaku kesenian dalam seni teater untuk dapat berekspresi dan berkreasi secara bebas tanpa embel-embel menang dan kalah atau lebih tepatnya Pesta Raya adalah sebuah parade kebudayaan teater.
Pada pesta raya kali ini, Sintesa selaku penggagas acara mengambil tema yang sangat menarik sekaligus unik, yaitu ; BERGERAK. Bergerak, sebuah tema kajian dari program Pesta Raya Sintesa yang tiap tahun kalender selalu mencermati dan mencoba membuat catatan perkembangan seni dan budaya ter-khusus teater.
“Mengapa demikian? tak bisa di pungkiri lagi Teater adalah gambaran perkembangan peradaban tentang keberadaan. Semua mesti bergerak untuk berkembang,secara alamiah pasti akan menjadi berubah karena kita hidup,” lontar Ketua Umum dari SINTESA, Toto Sokle dalam keterangan tertulis diterima ViralKata.com, Senin (03/12).
Namun, sambung Toto, hakikat hidup yang menghidupi dalam hal ini tak bisa serta merta di biarkan begitu saja. “Biarkan berkembang secara alamiah..” begitu kadang setiap orang berucap. Memang sangat betul, namun alamiah sendiri kalau di cermati adalah sebuah ekosistem juga walau dalam ranah yang kecil,” paparnya.
Keinginan untuk berkembang menjadikan semua ‘berpacu’ agar bisa sampai mengerti tentang sebuah potensi diri. Inilah mengapa teater adalah gambaran peradaban dengan segala keberadaan yang ada. Peradaban yang terbangun menjadi gambaran bagaimana panjangnya sebuah peristiwa waktu yang di perlukan. “Nalar yang terbuka, perilaku yang tertata menjadi bentuk adab yang luar biasa,” tambahnya
.
Tak perlu lagi perdebatan tentang apa sesungguhnya hakikat inti kodrat tugas manusia sebagai makhluk yang berpikir. Kalaulah ada yang masih menyangsikan hingga detik ini,itu hanyalah bagian dari apa yang ada dalam ranah kemanusiaan. “Dunia pertunjukan adalah salah satu bagian kecil dari hal tersebut, apalagi menyoal teater,” jelas Toto.
Dilanjukan, jika sebutan sebagai ibu dari segala kesenian dalam hiruk pikuk perdebatan panjang mungkin dapat dimengerti dari apa yang di pertontonkan. Ada semua unsur baik gerak,bunyi,suara dalam kaidah-kaidah estetika yang tersampaikan dengan sangat nyata.
“Teater sekali lagi menjadi bentuk pe(manusia)an yang selalu memberi gambaran peradaban pada sebuah masa. Membangun dan terbangun..tergerak dan bergerak..adab dan beradab..semuanya dalam ke(satu)an.
“(Dia) yang terlihat tak bergerak sesungguhnya akan mati jikalau kita tak tergerak untuk bergerak,” ucapnya.
Pesta Raya ini menampilkan Seni Rutan Pondok Bambu, gelaran teater Taman Sandiwara yang mengangkat Judul: Lembah Ingatan dengan Sutradara : Luthfy Widi. Juga ada penampilan Teater Elnama yang mengangkat tema berjudul: Magma, buah karya Echo Chotib dengan Sutradara: Echo Chotib.
Selain itu, performance Teater K dengan Judul: Pagi Bening dari Karya: Serafin & Joaquin Alvarez, yang disutradarai : MM. Al Muhtadi MD. Tak ketinggalan Sanggar Kummis menggelar penampilannya dengan Judul: AUM, Karya: Putu Wijaya Disutradarai: Aseng Komarudin.
Bahkan Teater Ghanta tampilkan Judul: Side B 47:17 (Speech, Noise and Effect ), Karya: Yustiansyah dengan Sutradara: yustiansyah. Juga, Dapoer Teater – Pontianak mengangkat judul: Baraing Sang Ayah, buah Karya: Beben dengan Sutradara: Joseph Odillo Oendoen.
Ditambah lagi Sanggar Cita-cita mengangkat Judul: Kids Zaman Now, hasil Karya: Apriliana. S & Debby. I dengan Sutradara: Debby Iriani. Terkhir Padepokan Seni Madura menampilkan Judul: Menjahit Kertas, hasil Karya: Anwari dengan Sutradara: Anwari. (PRAY)