JEMBER-VIRALKATA.COM-Semakin dekat dengan pelaksanaan Pilkada, tingkat elektabilitas calon Petahana (dr. Faida, MMR.), ternyata terus mengalami penurunan. Menurut rilis dari LSI, penurunan dukungan terhadap Faida, mengindikasikan calon pemilih mempertimbangkan figur calon bupati baru yang dianggap lebih layak dan lebih kredibel. Dalam hal ini, dukungan masyarakat mulai mengalir pada figur H. Hendy Siswanto, yang namanya kian mencuat. Terutama, setelah lima partai politik menaruh kepercayaan dan memberi mandat kepada mantan pejabat di Kementerian Perhubungan tersebut.
Selain ada Paslon Salam-Ifan yang mendapat dukungan rekomendasi 6 partai, terus mengalami pergerakan yang kian positip, ikut menggerogoti popularitas dan elektabilitas Faida. Kedua Paslon ternyata terus melakukan konsolidasi dengan partai pendukungnya. Sedangkan petahana Faida yang maju melalui jalur independen tanpa dukungan partai, praktis tidak punya mesin partai, popularitas dan tingkat elektabilitasnya kian melemah, nyaris terpuruk. Apalagi belakangan berbagai masalah menimpa Faida, salah satunya turunnya sanksi dari Gubernur Jatim Khofifah, mencabut 6 bulan gaji dan semua fasilitas yang ada karena terlabat pengesahan APBD Jember 2020.
SebaliKnya Paslon Hendy yang selama ini dikenal masyarakat sebagai pengusaha sukses di Jember, (Rien Collection, Seven Dream, Al Qodiri, dll), dari hasil survei bulan Agustus 2019 masih 10 %, namun sejak Januari 2020 terus naik hingga mencapai angka 29,5 %. Sebaliknya, Faida dari angka 45,6 % di bulan Agustus 2019, terus merosot hingga pada angka 40 % di awal Januari 2020.
Demikian juga dengan jumlah pemilih militan Faida yang semula mencapai 26,7% kini merosot hanya tinggal 18,5%. Sebaliknya, pemilih militant H. Hendy terus menunjukkan trend naik. Dari angka awal 10,2% menjadi 19,0%. Demikian juga tingkat popularitas Hendy yang semula hanya berkisar 7,3 % naik menjadi 39,5%.
Kondisi ini masih terus berlanjut hingga jelang dua bulan Pemilihan Kepala Daerah. Seperti dirilis, beritajatim.com (edisi, Sabtu, 29/8/2020) menjelang Pilkada serentak, ternyata tingkat elektabilitas calon Petahana terus merosot. Sebaliknya, bakal calon H. Hendy Siswanto, terus mengancam di posisi kedua.
Mengutip hasil survei Lembaga survei Accurate Research and Consultant Indonesia (ARCI), yang telah melakukan dua kali survei di Jember, yakni pada 24-30 Juni dan 14-20 Agustus 2020, hasilnya menunjukkan tingkat keterpilihan incumbent tampak terjun bebas. “Elektabilitasnya menurun sangat siginifikan,” kata Direktur ARCI, Baihaqi Siraj, Sabtu.
Pada survei pertama, elektabilitas Faida 34,05 persen. Kemudian pada survei tanggal 14-20 Agustus, justru elektabilitasnya tinggal 26,05 persen. Menurut data ARCI, berubahnya peta dukungan karena masyarakat sudah mulai menentukan pilihan, setelah banyak menerima informasi dan sosialisasi terkait Pilkada. “Karena sudah mendekati (Hari-H) pemilihan, banyak yang sudah menentukan,” katanya.
Tidak hanya Hendy yang mendapat berkah dari merosotnya dukungan kepada calon bupati Petahana. Calon lain, seperti Djoko Susanto, yang awalnya hanya sekitar 10 persen, tapi kemudian elektabilitasnya juga naik menjadi 23,48 persen. Dengan demikian, Direktur ARCI, Baihaqi mensinyalir, pertarungan bakal calon Bupati Jember sudah lebih mengerucut. Setidaknya, saat ini ada tiga bakal calon yang layak bersaing.
Menurut Baihaqi, calon Petahana sejauh ini masih cukup kuat. Tetapi di lapangan, faktanya tidak sekuat yang dibayangkan para politisi (pemain politik). Intinya, semua kandidat masih punya peluang yang sama. Siapa yang berhasil memikat hati calon pemilih merekalah yang bakal memenangi pertarungan. Dengan cara apa? Tentu para kandidat dan tim suksesnya yang lebih tahu. (*)