FOTONASIONALNEWS

Bu Nyai Membangun Pondok Pesantren Agar Terhindar Pelecehan Seksual dan Kekerasan

Jakarta-Viralkata

Menurut Bu Nyai yang ramah dan penuh kasih sayang ini, untuk  Membangun dan mewujudkan program itu, para pengasuh pondok terus diharapkan untuk dapat menjadi pelopor

Pelbagai program pun digulirkan pondok agar para santri terhindar dari pelecehan seksual dan kekerasan dari orang-orang disekitarnya. Baik itu dari penerapan kurikulum dan pengkajian kitab-kitab yang diajarkan.

Selain itu bisa juga berasal dari pembinaan dan kegiatan yang dihelat malam Selasa dan malam Jumat. Begitu juga dengan Mauidhoh Abah Kyai dan Bu Nyai. Juga dari even-event pendukung semisal seminar dan pelatihan-pelatihan di sekolah dan sebagainya.

Tapi tidak bisa dipungkiri dengan fakta, bahwa diluar sana, masih banyak pondok-pondok yang justru mempekerjakan para santri untuk bekerja, seperti membangun gedung atau fasilitas pondok dengan dibumbui istilah ber-ubudiyah, bhakti dan sebagainya. Dan itu bisa jadi itu cuma akal-akalan pondok saja.

Menanggapi ini, Bu Nyai Umda menegaskan, dalam hal ini ia tidak bisa menggebyah uyah. Menurutnya, kalau pun ada, bisa saja hal itu berlaku sesuai dengan perjanjian awal kedua belah pihak.

“Sebab mungkin mereka mondoknya free dengan akad mondok sambil mengabdi. Itu boleh-boleh saja. Kan akad awalnya memang seperti itu. Tapi kalau di As Sai’diyah 2, sebagai pesatren ramah anak, berusaha konsisten untuk tidak mempekerjakan santri dibawah umur. Kalau pun ada yang free mondok sambil ngabdi itu harus yang sudah mahasiswa. Itu pun pekerjaan yang ringan, semisal jaga gerbang, mengepel, driver atau dapur. Jadi di pondok ini juga ada yang free sambil mengabdi, seperti menyetiri mobil saya selama tidak mengganggu kuliahnya,” tandas aktifis Fatayat dan Muslimat NU ini.

Lalu adakah yang membedakan Pondok As Saidiyyah2 dengan pondok-pondok sejenis, baik mengenai program pembelajarannya, metodenya, kajian-kajiannya, kitab-kitabnya?

Bu Nyai Umda.menguraikan bahwa kalau di Tambakberas, setiap asrama /ribath yang semuanya dari unsur dzurriyyah, sudah pasti ada pakem-pakemnya untuk ilmu-ilmu apa saja yang diajarkan.
Akan tetapi semua pondok terkait boleh menggunakan kitab yang berbeda sesuai dengan kebijakan pengasuhnya.

Adapun standartnya adalah semua asrama/ribath harus mengajarkan Al Qur’an dan tajwid, ilmu alat agar bisa membaca kitab kuning , tafsir, hadits, fiqih, akhlaq/ tasawuf, dan kitab-kitab pendukung lain. Adapun kitab-kitab dan pengarangnya diserahkan kepada pengasuh masing-masing selama dalam koridor Aswaja dan Madzhab Syafi’i atau madzhab yang empat.

Jadi pada dasarnya memang ada perbedaan antara As Sa’idiyah 2 dengan pondok yang lainnya, semisal, As Sa’idiyyah 2 menabalkan diri sebagai pondok yang ramah anak yang anti bulyying, meskipun masih dalam proses perjuangan dan terus belajar.

Saban hari di pondok ini para santri didampingi dan dibimbing langsung oleh pengasuh. Bahkan KH.Ach.Hasan Mpdi dan Bu Nyai, Dra. Hj.Umda turun langsung dengan dibantu oleh putra / putrinya.

Dengan begitu selain beristiqomah ngimami jamaah 5 waktu, Pak Kyai dan Bu Nyai mengajar langsung para santri termasuk mempelajari kitab kuning sembari mengawasi tingkat kemampuannya. Karena itu untuk santri tingkatan Madrasah Diniyah Ula (tingkt dasar) masih dalam bimbingan ustadz / ustadzah untuk pendasaran pembelajaran kitab kuning.

Perbedaàn lainnya, intuk menjaga kenyamanan, para santri tidur diatas ranjang berkasur dan layak. Isi kamar pun disesuaikan dengan kapasitas yang pas hingga santri tidak berdesak-desakan.

Nah, kalau soal makan. Di pondok ini santri makan 3x sehari dengan menu makan yang sehat, layak dan bergizi. Semua menu diolah dan dsajikan pengurus pondok yang mumpuni dalam soal kuliner. Tapi tentu saja disesuaikan dengang budget yang ada.

Yang juga diterapkan dalam kebijakan di pondok ini adalah semua pekerjaan primer dikerjakan oleh tenaga profesional. Para santri/ pengurus sifatnya hanya membantu dan mengawasi saja. Semua projek pembangunan semuanya dikerjakan oleh tukang dan mandor profesional. Dan semuanya tertata dan terencana dengan baik.

Sejatinya As Saidiyyah 2 adalah pesantren mandiri yang tidak menggantungkan diri pada bantuan pemerintah atau pihak manapun.Bertumpu pada keyakinan, Allah akan selalu membuka pintu jalan kluar yang lebih baik dan sempurna bagi eksistensi sebuah pondok.

Tapi yang pasti, bagi para santri yang lulus dari pondok ini ada standart kompetensi sebagai alumni Bahrul Ulum.

“Semua santri yang bernaung dibawah kepengasuhan dzurriyah dan bersekolah di Bahrul Ulum, dibaiat sebagai alumni Bahrul Ulum,” pungkas Bu Nyai Umda, anggota Pengawas Yayasan PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, 2022- 2027. Pungkasnya.{Red/Pray}

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close