JEMBER – Viralkata.com Perserikatan Wartawan Jember (PWJ) menggelar Jagongan Asyik membahas seputar penanganan pandemi covid19 khususnya soal bagaimana penanganan limbah medis. Limbah medis selama ini mungkin terlewatkan dibenak kita karena kita terlalu fokus dalam pencegahan covid19.
Berbagai macam limbah medis seakan menjadi bom waktu sekaligus potensi tambahan dalam penularan covid19. Limbah medis saat covid19 tidak hanya berupa jarum suntik bekas, peralatan swab maupun PCR, namun juga masker pasca pakai yang mengandung droplet dari warga positif maupun probable covid19 juga harus menjadi perhatian.
Dalam Jagongan Asyik PWJ menghadirkan narasumber antara lain LSM Transparansi Akuntabilitas & Partisipasi Publik (TrAPP) Miftahul Rachman, GRJ Kustiono Musri, praktisi hukum PJ Moko serta dipandu host kocak sekaligus Sekretaris PWJ Rio Christiawan.
“Limbah medis ini seolah terlewatkan dalam pikiran kita saat fokus pencegahan covid19. Padahal dengan pengolahan limbah medis yang baik seperti di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, lokasi isolasi mandiri, rumah-rumah isoman, maka penularan covid19 bisa diminimalisir. Butuh kebersamaan seluruh elemen masyarakat agar dari hal kecil dalam membuang sampah medis seperti masker habis pakai, maka covid19 bisa ditangkal,” kata Cak Memet, panggilan Miftahul dari LSM Transparansi Akuntabilitas & Partisipasi Publik (TrAPP).
Hal yang sama juga disampaikan Kustiono Musri dan PJ Moko, dimana dalam penanganan limbah medis khususnya limbah medis covid19 dibutuhkan peran serta luas warga termasuk harus membuat regulasi yang baik ditengah kondisi darurat saat ini.
Sementara Agus MM dan Didik Muzani yang menyimak tayangan langsung PWJ Jagongan Asyik via youtube menyampaikan, bahwa penanganan limbah medis sudah saatnya Jember memiliki peralatan yang memadai seperti insenirator sesuai dengan kapasitas pemusnahan limbah medis se-Jember. “Kalau dikelola dengan baik, insenirator di Tapal Kuda bisa dipusatkan di Jember, ini juga berpotensi mendatangkan PAD seperti di Mojokerto,” kata Agus MM.
Sementata via telepon langsung saat acara, anggota dewan Komisi D DPRD Jember Ardi Pujo Prabowo mengatakan, pengolahan limbah medis di beberapa rumah sakit sebenarnya sudah dilakukan. “Namun soal pengolahan limbah medis khusus covid19 ini perlu kita bahas di Komisi D dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan dan pengelola rumah sakit, ini juga cara mencegah penularan wabah covid19,” kata Ardi.
“ya. Beberapa lokasi prioritas untuk penanganan timbulan limbah B3 medis COVID-19 ini adalah di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan, pusat-pusat isolasi terpusat dan tempat-tempat isolasi mandiri. Terdapat 15 provinsi yang sampai saat ini belum memiliki jasa pengolah limbah B3 sehingga limbah harus diangkut ke provinsi terdekat yang telah memiliki fasilitas pengolahan. (gih)