Catatan kritis Suyono, SH., M.I.Kom – Redaktur Viralkata.com-Dosen Ilmu Komunikasi Unmuh Jember
Setidaknya 100 hari pertama, setelah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jember (perkiraan pelantikan Februari 2021), Hendy Siswanto dan KH Mohamad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) harus tancap gas –bahkan gas poll– untuk menuntaskan berbagai PR (Pekerjaan Rumah) yang “bejibun” dan tentunya tidak mudah.
Setidaknya, Bupati dan Wakil Bupati, harus bekerja ekstra keras untuk menyelesaikan semua PR dalam membenahi Jember. Mengingat, ekspektasi masyarakat terhadap kepemimpinan Hendy-Gus Firjaun, terlanjur besar. Bahkan sangat besar. Sesuai slogan yang diusungnya: “Wis Wayahe Benahi Jember,” pasangan yang terpilih melalui Pilkada, 9 Desember 2020 lalu, diharapkan sesegera mungkin membenahi Jember yang sudah “carut-marut” selama lima tahun terakhir.
Kota dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa (data Adminduk) itu, dalam kondisi “tidak sehat.” Selama lima tahun terakhir, nilai Kabupaten Jember, selalu minus. Tugas berat pemimpin baru di Jember, yakni mengembalikan posisi Kabupaten Jember, sebagai barometer pembangunan kota/kabupaten lain di wilayah eks-karesidenan Besuki.
PR pertama yang harus dikerjakan Bupati dan Wakil Bupati (baru) adalah “menyehatkan” kembali birokrasi di lingkungan Pemkab Jember. Sudah menjadi rahasia umum, bagaimana “bobroknya” birokrasi di lingkungan Pemkab Jember. Bupati terdahulu, seolah tidak pernah memberi kepercayaan penuh kepada pejabatnya. Sehingga, kewenangan mereka sebagian diamputasi dan harus dikendalikan langsung oleh bupati. Karena itu, hampir sebagian besar pejabat (kepala SKPD/satuan kerja perangkat daerah) tidak ada yang definitif. Mereka hanya pelaksana tugas alias Plt.
Selain karena banyaknya jabatan yang tidak definitif alias Plt (Pelaksana Tugas), yang tentunya tidak memiliki “legalitas” dalam mengambil keputusan strategis, ini juga menunjukkan bahwa proses perkaderan dan penjenjangan ASN di lingkungan Pemkab Jember, selama ini tidak berjalan. Belum lagi ada pejabat yang berstatus sebagai “anak emas”, sehingga harus merangkap banyak jabatan.
Akibatnya, roda pemerintahan berjalan tidak maksimal, termasuk penyerapan anggaran yang sangat rendah. Jangankan mengundang investor untuk hadir dan menanamkan modalnya di Jember, penyerapan anggaran melalui dana alokasi umum yang disediakan pemerintah pusat, banyak yang “muspro”. Tidak terbelanjakan dengan baik, sesuai perencanaan pembangunan yang ada.
Belum lagi penempatan dan pemilihan pejabat yang hanya berdasar pada loyalitas “semu”, yang lebih mengarah pada like and dislike dan tidak menempatkan seseorang berdasarkan kompetensi, kelayakan, dan integritasnya sebagai seorang pejabat publik. Terbukti, banyak kantor/dinas instansi yang belum maksimal dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Kinerjanya juga “amburadul.”
Karena itu, konsolidasi birokrasi harus sudah tuntas di tahun pertama pemerintahan Bupati Hendy Siswanto. Ini untuk menjamin kepuasan publik atas berbagai layanan, yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat. Ketidakmampuan Bupati dalam menerapkan kepemimpinan, tentu akan berimplikasi terhadap jajaran pejabatnya dan pada akhirnya, berdampak pada capaian kinerja yang tidak efektif, sehingga merugikan masyarakat.
Sistem Merit
Bupati yang baru harus benar-benar menerapkan sistem merit (merit system), dengan merekrut ASN yang profesional dan berintegritas, serta menempatkan mereka pada jabatan birokrasi pemerintah sesuai dengan kompetensinya. Dalam sistem merit, pemimpin juga harus berani mempertahankan ASN (pejabatnya), melalui pemberian kompensasi yang adil dan layak, mengembangkan kemampuan ASN melalui bimbingan dan diklat, serta melindungi karier ASN dari upaya politisasi dan kebijakan yang bertentangan dengan prinsip merit, yakni primordialisme dan nepotisme.
Dengan penerapan sistem merit, silang-sengkarut dan konflik berkepanjangan di kalangan pejabat birokrasi Pemkab Jember, tentu akan berakhir. Dan dengan tertatanya kembali birokrasi di lingkungan Pemkab Jember, tentu akan memudahkan Bupati dan Wakil Bupati, dalam menjalankan semua program pembangunan yang telah direncanakan, sesuai dengan visi-misi dan program kerja yang sudah terlanjur disampaikan kepada masyarakat luas melalui “janji kampanye.”
Tugas berat selanjutnya dari pasangan Bupati Hendy Siswanto, adalah membangun komunikasi yang efektif dengan berbagai pihak. Seperti kita ketahui, hubungan eksekutif dengan legislatif, selama kepemimpinan Bupati Faida, tidak harmonis. Bupati yang dipilih oleh rakyat, dan DPRD yang merupakan representasi kehendak politik rakyat, selama ini mengambil posisi berseberangan dan bahkan berhadap-hadapan.
Dan puncaknya, di akhir masa jabatan, Bupati Faida sempat dimakzulkan oleh anggota dewan melalui sidang paripurna hak menyatakan pendapat, pada Juli 2020. Pemakzulan terhadap Bupati Jember ini, sebagai kelanjutan dari hak interpelasi dan hak angket yang digunakan anggota DPRD Jember, atas berbagai persoalan yang menjerat Bupati Faida.
Meski akhirnya ditolak oleh Mahkamah Agung (MA), namun kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Mengingat, Bupati yang mewakili eksekutif, sudah seharusnya menjalin kerjasama yang harmonis dengan anggota dewan, untuk kelangsungan program pembangunan daerah dan menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya.
Setidaknya, Bupati terpilih Hendy Siswanto dan pasangannya Gus Firjaun, sudah punya modal yang cukup untuk itu. Untuk berangkat menjadi Bacabup-Bacawabup, mereka didukung oleh setidaknya enam partai politik dengan dukungan riil, sebanyak 29 kursi atau sekitar 58 persen dari keseluruhan anggota DPRD. Sementara, sekitar 42 persen sisanya, meski mendukung calon lain, namun cenderung berpihak kepada pasangan Hendy, mengingat “musuh bersama” dalam Pilkada kemarin adalah pasangan petahana (yakni Bupati Faida).
Inilah modal sosial yang yang harus dirawat dan dikembangkan oleh Hendy dan Gus Firjaun, untuk membangun komunikasi politik yang intensif dalam membangun kesepahaman dengan kalangan partai politik, utamanya anggota dewan. Berikutnya, tentu jalinan komunikasi juga harus dikembangkan dengan berbagai elemen dan tokoh masyarakat, tokoh agama serta berbagai elemen masyarakat lainnya, termasuk institusi media/pers, dalam rangka menyamakan persepsi dan menjalin kebersamaan untuk membangun Jember yang lebih baik.
Siapkan 7 Program Unggulan
Selama pencalonan, Hendy Siswanto dan Gus Firjaun, bertekad akan membangun Jember melalui 7 (tujuh) program unggulan. Inilah 7 program unggulan yang akan direalisasikan, setidaknya selama mereka memimpin Jember, sekitar empat tahun kedepan. Diantaranya:
1. Program Beasiswa Untuk 7.000 Mahasiswa Per Tahun, dan Jaminan Kerja Bagi Lulusan Terbaik.
Sumber daya manusia (SDM) yang berpendidikan dan berkarakter baik adalah penting untuk membangun Kabupaten Jember. Menurut Hendy Siswanto, bahwa pemerintah daerah wajib menyiapkan kader-kader pembangunan yang berkualitas di Jember dengan memberikan beasiswa bagi 7.000 mahasiswa berpotensi per tahun.
Karenanya, pemerintah daerah harus hadir membantu para mahasiswa melalui pemberian beasiswa secara teratur, konsisten dan tepat waktu. Jangan karena kesulitan biaya, kemudian SDM yang sejatinya berkualitas harus melepaskan cita-cita. InsyaAllah, dengan memperoleh beasiswa ini, mahasiswa dapat lebih fokus dalam menuntut ilmu, melahirkan prestasi-prestasi yang membanggakan hingga pada waktunya, mereka dapat membangun bagi kemajuan Jember.
Hendy Siswanto pun menilai Jember memiliki banyak SDM yang potensial. Lulusan perguruan tingginya tak kalah dari universitas di daerah lainnya di Indonesia. SDM yang berkualitas ini adalah asset bagi Jember untuk tumbuh berkembang dan semakin maju. Untuk itulah mereka harus memperoleh peluang untuk berkontribusi dalam pembangunan Jember. Pemerintah daerah, sepatutnya menyiapkan lapangan kerja bagi mereka, terutama bagi para lulusan terbaik. Mereka juga dapat diperkenalkan dan digairahkan semangatnya untuk berwiraswasta.
2. Program 1.000 Rumah Murah
Ketersediaan papan, yaitu rumah, adalah kebutuhan utama manusia untuk dapat hidup layak, di samping terpenuhinya kebutuhan akan sandang dan pangan. Bupati terpilih Hendy Siswanto mematok akan membangun 1.000 rumah murah bagi masyarakat Jember yang membutuhkan hunian.
Mantan pejabat di Departemen Perhubungan RI itu yakin, dengan memiliki tempat tinggal, maka akan mewujud cikal bakal keluarga bahagia yang melahirkan anak-anak generasi penerus Jember yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia. Diharapkan kebaikan ini akan menumbuhkan ketahanan yang kuat di kalangan masyarakat dan kelak membangun masa depan Jember yang semakin baik lagi.
2. Program Insentif Guru Ngaji dan Jaminan Kesehatan
Jember adalah kabupaten di Jawa Timur dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Hendy Siswanto yangb berpasangan dengan Gus Firjaun, putra tokoh nasional dari NU, tentu akan konsen terhadap pentingnya eksistensi guru ngaji dalam membangun karakter moral anak bangsa. Dengan menanamkan ilmu agama ini, anak-anak Jember akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Hatinya hidup, dapat menilai yang baik dan buruk, peka serta peduli kepada kesulitan sesama.
Karenanya, selama kampanye pencalonannya, Hendy Siswanto menyatakan akan memperhatikan insentif bagi guru ngaji, dan itu harus dilakukan secara konsisten, tepat waktu dan sesuai haknya. Tak hanya itu, guru ngaji juga patut mendapatkan jaminan kesehatan agar mereka dapat mengajar secara optimal. Untuk mampu menjalankan perannya, guru ngaji harus sehat. Tatkala kesehatannya terganggu, guru ngaji dapat langsung berobat agar segera sehat dan dapat kembali mengajar ngaji.
3. Program Pembangunan Jalan Baru dan Jembatan untuk Wilayah Pedesaan dan Akses ke Destinasi Wisata
Untuk membangun kawasan pedesaan, Bupati terpilih ini bertekad untuk memperhatikan pembangunan ruas jalan di kota dan di desa. Ia mengaku masih menemui adanya area-area yang belum terjamah oleh jalan penghubung antar kampung dan antar dusun. Untuk ke Kota Jember, warga harus menempuh berkilometer jauhnya, bahkan mesti melintasi perkebunan terjal dan berbatu, serta jembatan darurat dari kayu dan bambu yang membahayakan keselamatan jiwa.
Melihat kondisi ini, Hendy yang berpengalaman di departemen perhubungan, bertekad akan pembangunan jalan-jalan baru dan jembatan di wilayah pedesaan, sehingga terbuka akses bagi masyarakat untuk beraktivitas. Saat akses jalan terbuka, maka roda perekonomian pasti akan lancar, dan kawasan desa tersebut akan terdongkrak perekonomiannya.
Jember sebenarnya punya banyak potensi wisata alam pedesaan yang eksotik. Mulai dari pantai, gunungan, dan kawasan perkebunan. Namun, selama ini sektor pariwisata di Jember sepertinya belum terjamah pembangunan. Pemerintah daerah wajib membangun jalan untuk membuka akses ke destinasi wisata baru di pedesaan, agar pihak investor dari luar mau hadir dan menanamkan modalnya untuk membangun destinasi wisata potensial di berbagai pelosok Jember. Bila ini terjadi, maka perekonomian Jember akan bergerak dan masyarakat pun akan sejahtera.
5. Program Menjadikan Jember Pusat Komoditas Kopi Dan Tembakau di Tingkat Nasional dan Internasional
Kabupaten Jember memiliki lahan pertanian yang luas dan subur. Tiga komoditi unggulan Jember yang laik bersaing di dalam dan luar negeri, yaitu tembakau, padi, dan kopi. Namun sangat disayangkan, kekayaan alam yang berlimpah itu tidak serta merta dapat dinikmati oleh para petani itu sendiri. Dari tahun ke tahun, petani hidup susah dan dililit kebingungan. Waktu tanam menghadapi harga pupuk yang melangit, tetapi begitu panen, harga komoditas yang dipanennya, anjlok.
Hendy bertekad akan menghidupkan industri pengolahan pupuk, sehingga petani dapat membeli pupuk dengan harga terjangkau. Pemerintah daerah juga harus menjaga harga saat musim panen tetap stabil sehingga petani bisa hidup sejahtera. Bila sektor pertanian maju laiknya sebuah industri, petani makmur, maka segi-segi kehidupan lainnya akan ikut terangkat.
Dibidang pertanian ini, Bupati terpilih Hendy Siswanto berencana akan mengangkat kopi khas Jember ke level internasional. Itu sangat dimungkinkan, karena Jember memiliki Pusat Penelitian (Puslit Kopi dan Kakao) yang bisa membudidayakan benih kopi dan kakao dengan berbagai varian baru yang lebih unggul. Pemerintah daerah harus bersinergi sebaik mungkin dengan Pusat Penelitian ini sehingga terbuka peluang menjadikan kopi dan kakao Jember komoditas ekspor ke dunia internasional. Peluang ada dan terbuka, yang terpenting lagi adalah mengeksekusinya dengan sebaik mungkin.
6. Program Memberikan Insentif tambahan untuk Tenaga Pendidik dan Guru Tidak Tetap (GTT)
Hendy Siswanto mengaku miris melihat masih rendahnya gaji guru honorer atau guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Jember. Pemerintah daerah wajib memperhatikan nasib mereka. Sementara untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang baik sangat ditentukan oleh tenaga pendidik yang berkualitas. Bagaimana bisa mewujud jika gaji guru honorer atau guru GTT sebesar Rp200.000/ bulan? Karena itu, Hendy menilai sangat penting untuk membantu para guru GTT untuk mendapatkan surat penugasan sebagai syarat bisa mendapatkan honor. Dan honorarium yang diberikan kepada mereka juga harus memenuhi kelayakan.
7. Program Program 1 MCK untuk 1 Rumah
Di wilayah pedesaan di Kabupaten Jember, utamanya di pegunungan, kondisinya masih minim. Warga setempat masih menggantungkan harapan ini.