JEMBER – VIRALKATA.COM-Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia mengelar Holistic Coffee Expo 2020 selama dua hari, yakni Jumat dan Sabtu (11 – 12 Desember 2020).
Kegiatan yang digelar secara virtual tersebut dilatarbelakangi semangat memacu kembali roda bisnis komoditas kopi nasional, khususnya di kawasan Sekarkijang (Eks-Karesidenan Besuki dan Lumajang) yang sempat terpukul oleh pandemi Covid-19.
Kepala KPwBI Jember Hestu Wibowo mengatakan bahwa kopi merupakan komoditas penting dalam perekonomian nasional, khususnya bagi Kabupaten Jember, Jawa Timur.
“Apabila dimaksimalkan, kopi dapat membawa keuntungan hingga pada level bukan hanya domestik, yakni global melalui eksportir. Ia menegaskan adanya platform coffeehub yang diinisasi Puslitkoka dapat menjadi katalog kopi Jember hingga Indonesia ini, dapat membantu peluasan,” kata Hestu saat memberikan sambutan dalam pembukaan Holistic Coffee Expo 2020.
Mengenai nilai ekspor di Sekarkijang, ia menyampaikan bahwa kontribusi yang cukup besar berasal dari pertanian dan perkebunan di tiap daerah.
Tercatat sebesar 30% berkontribusi pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Sekarkijang yang termasuk di dalamnya Jember, menunjukkan pentingnya nilai ini diperhatikan untuk menopang siklus pertanian dan perkebunan yang ada di daerah,” terangnya.
Ia menyampaikan keadaan perekonomian di Jember, indeks penjualan riil tercatat membaik walau masih negatif. Inflasi Jember saat ini tercatat 2,19 secara tahunan.
“Ini termasuk inflasi yang terjaga, hal ini juga tidak lepas dari peran pemerintah dalam pengendalian inflasi. Seperti juga upaya mendorong konsumsi serta produksi domestik,” ujar Hestu.
“Kita harus terus mengembangkan dan mengupayakan potensi tiap daerah. Ini dapat berkontribusi pada ekonomi inklusif yang kuat dan berkelanjutan. Kami akan mendukung akselerasi ekspor pada sektor unggul di daerah, salah satunya pertanian dan perkebunan dengan beberapa langkah. Seperti pelatihan, pameran, showcase. Hal ini dilakukan untuk peningkatan dan penguatan kluster yang berpotensi ekspor. Baik barang atau jasa,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Jember Arif Tjahjono yang mewakili Bupati Jember dr Faida dalam pembukaan Holistic Coffee Expo 2020 mengatakan, Kabupaten Jember meski belum dikenal sebagai sentra penghasil kopi nasional, namun memiliki area pengembangan kopi dan perusahaan pengembangan kopi.
Total area perkebunan sebesar 5.586 hektare dengan produksi 2.516 ton kopi.
Lebih lanjut, Arif menjelaskan meski area kepemilikan 0,35 hektare per kepala keluarga (KK), namun agrobisnis kopi tersebut melibatkan tidak kurang dari 15 KK. Sehingga mendukung potensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengetasan daerah tertinggal.
“Selama ini telah terjadi sinergi postif antara Puslitkoka dengan Pemkab Jember. Seperti adanya kegiatan wisata edukasi para tamu dari berbagai daerah di Indonesia. Sehingga memberi kontribusi positif pada perekonomian. Stakeholder kopi nasional bahkan dunia cukup mengenal Jember melalui hal ini,” tambahnya.
Direktur Riset Perkebunan Nusantara (RPK) Iman Yani yang juga ikut membuka acara tersebut berharap akan ada penguatan perkonomian nasional dari kopi.
Hal tersebut mengingat bisnis kopi ini merupakan pendekatan ekonomi kerakyatan.
“Sebesar 90 persen perkebunan kopi dikelola oleh usaha perkebunan rakyat. Ini merupakan bentuk riil konkret usaha ekonomi kerakyatan yang perlu ditopang agar mampu mendorong perekonomian nasional,” ujarnya.
Dia menerangkan, usaha perkebunan dan pertanian berbasis kopi pada dasarnya telah lama ada di Indonesia.
Sejak masa kolonial Belanda, yang berada di Ijen salah satunya. Yakni Java Coffee yang bertahan hingga saat ini.
Menurut Iman, hal ini ikut mendorong penyebaran kopi di Indonesia hingga Indonesia disebut sebagai Specialty Coffee. Ia menyampaikan sudah ada 35 brand kopi dari Aceh hingga Papua yang telah memiliki perlinungan industri sejauh ini.
Iman juga menyinggung akan kondisi komoditas kopi saat ini. Pada kenyataannya kebutuhan akan komoditas kopi mengalami ketimpangan.
Jumlah permintaan konsumsi kopi masih terlalu tinggi belum diimbangi produksi kopi yang sesuai target. Iman menyampaikan dari hal ini perlu diperhatikan oleh para produsen kopi di Indonesia agar sama-sama mendiskusikan ketimpangan permintaan ini. Guna mengejar jumlah produksi kopi.
Jika dihitung secara kinerja global, Indonesia masuk pada urutan ke empat negara terbesar penghasil kopi.
“Indonesia merupakan produsen kopi ke empat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Ada 700 ribu ton produksi di Indonesia saat ini dan perlu ditingkatkan. Roadmap 20 tahun ke depan, kita diharap bisa mencapai tingkat produsen kopi terbesar kedua di dunia dengan perkiraan produksi 1,4 juta ton pertahun,” ungkapnya.
Tidah Cuma mengadakan diskusi soal bisnis kopi, Holistic Coffee Expo 2020 juga menggelar live auction, yakni lelang biji kopi terbaik dari petani langsung kepada pembelinya.
Proses lelang biji kopi tersebut dipandu oleh Peneliti pada Puslitkoka Indonesia, Andi Dharmawan. Dia juga ditemani oleh dua orng pakar dalam dunia perkopian, yakni Yusianto yang dikenal sebagai maestronya kopi Indonesia, dan Cahya Ismayadi yang juga seorang peneliti senior pada Puslitkoka Indonesia.
Andi menerangkan bahwa pada kegiatan lelang Holistic Coffe Expo 2020 ini memiliki tujuan penting, khususnya bagi para petani kopi di kawasan Sekarkijang.
“Lelang ini tidak hanya menjadi sarana untuk menaikkan citra kopi Sekarkijang. Tapi juga membantu supply chain management (SCM) komoditas kopi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini,” kata Andi.
Dia menerangkan bahwa di masa pandemi, komoditas kopi secara nasional sempat terpukul. Hal tersebut dapat dilihat dengan tidak seimbangnya antara jumlah permintaan dan penawaran (supply and demand) yang sempat dirasakan pada komoditas ini beberapa bulan terakhir.
“Antara demand dan supplay tidak seimbang. Maka melalui lelang ini kami membantu petani kopi bertemu buyer-nya. Harapannya tidak hanya ada transaksi untuk harga tertinggi, tapi juga ada perputaran kopi yang masih ada di petani, sehingga kopinya bisa keluar,” terang dia.
Terdapat sebanyak 50 penawar (bidder) yang terdaftar dalam live auction tersebut. Semuanyanya merupakan penawar terdaftar dan terverifikasi oleh pihak penyelenggara Holistic Coffe Expo 2020.
“Sebelumnya para penawar tersebut sudah melakukan registrasi dengan menyertakan identitas badan usaha maupun NPWP. Sehingga tidak ada bidder gelap pada proses lelang ini,” imbuhnya. (*)