HEADLINENASIONALNEWS

Catatan Workshop : Branding Unej Berbasis Internet

JEMBER, VIRALKATA.COM – Ada beberapa catatan menarik terselenggaranya forum workshop jurnalistik yang diaadakan LP2M (Lembaaga  Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Unej Jember pekan lalu. Tema yang dimunculkan Mencari Keunggulan Unej dan Cara Branding mempertemukan pihak rektorat dengan para wartawan alumni Unej bertempat di Gedung Dr Achmad Ruang Sidang  Senat Rektorat Kampus Tegalboto Jl Kalimantan 37 Jember.

Sebetulnya kegiatan workshop ini bagian dari roundown acara Festival Tegalboto yang sudah beberapa kali diadakan. Ketua Panitia Festival Prof Dr Achmad Subagio yang juga ketua LP2M Unej mengemas workshop dan forum dialog motivasi bekerja di dunia jurnalistik di hadapan mahasiswa.  Awalnya sebetulnya hasi diskusi di group WA Kauje (Keluarga Alumni Unej) tiga pekan sebelumnya.  Dalam diskusi ini muncul berbagai tanggapan dan komen yang intinya prestasi Unej dan civitas akademika yang luar biasa tapi satu kekuarangannya adalah kurangnya publikasi sehingga nama besar Unej kurang muncul di permukaan bila dibandingkan dengan nama-nama besar universitas yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya branding yang terus menerus. Bagaimana caranya, salah satunya adalah melakukan kerjasama dengan para jurnalis  alumni Unej yang kini banyak bertebaran kerja di media.

Prof Subagio dengan sangat responsif dan cepat  menangkap peluang tersebut dengan mengadakan forum antara pihak rektorat dengan para wartawan alumni Unej yang bekerja di berbagai media. Apalagi kemudian diketahui banyak wartawan alumni Unej yang memiiki posisi kunci di perusahaan media  misalnya pada level Pemred, Redaktur bahkan pemilik media. Sebut saja misalnya Pung Purwanto alumni Fisip kini Pemred Koran Sindo, diikuti Sasongko dan Alex  sebagai Wapimred dan Redpel, Ada Akhmad Munir alumni Fisip kini Pemred LKBN Antara,  M Bakir alumni Fisip kini Redpel Kompas, Pitoyo (Sastra) PU Tribun Jabar, Sunarko (Fisip) kini Pemred Tribun Bali, Nurwahid (FKIP) kini Pemred Jawa Pos, dan banyak di tingat redaktur serta pemilik media, terutama media online.

Disayangkan forum worshop tidak bisa menghadirkan secara lengkap para jurnalis senior yang memiliki posisi kunci di media, karena barangkali  pihak panitia kurang mendapatkan informasi  yang lengkap mengenai keberadaan para jurnalis senior ini. Hanya beberapa nama jurnalis yang sempat datang untuk sementara cukup mewakili forum yang mempertemukan  pihak rektorat dengan para jurnalis alumni Unej. Rektorat hadir rektor Uneh Moch Hasan PhD, Warek 1  Zulfikar PhD dan Warek 3 Prof Dr Soulthon Muhammad serta ketua LP2M Prof  Dr Achmad Subagio.  Sedangkan pihak jurnalis yang datang Agung Sedayu (Sastra) kini redaktur Tempo, Eko Wahyu Tawantoro Wapimred  Kompas TV, Dwijo Utomo (Sastra) mantan redaktur Tempo kini pemiik Kediripedia.com dan konsutan media, Singgih Sutoyo Pemred majalah alumni @ccess . Serta ada beberapa jurnalis  yan bertugas di Jember seperti Shodiq Syarif dari Radar Jember dan Nurul Farida dari Prosalina FM.

Barangkali forum serupa yang akan datang lebih menghadirkan para jurnalis yang lebih lengkap dengan target yang lebih menukik sehingga akan muncul buah pikiran yang lebih riil. Masalah melakukan branding Unej tidak cukup dengan sekali diskusi tapi perlu mencari langkah-langkah  strategis melibatkan banyak pihak.

Dari paparan rektor Dr Moch Hasan menyebutkan langkah maju Unej sudah banyak melakukan capaian singga memunculkan banyak keuggulan dalam dasawarsa terakhir ini.  Salah satu keunggulan yang dapat dilihat adalah munculnya peringkat Unej yang melakukan lombatan dari tahun ke tahun. Misalnya tahun ini berdasarkan peringkat perguruan tinggi di Indonesia versi webometrics maka Unej menempati urutan 14. Ini sebuah pencapain yang cukup progresif meninggalkan beberapa nama universitas besar lainnya. Demikian juga beringkat dari versi Kemendikti memberikan peringkat Unej  antara 15-20 yang sifatnya tidak konstan setiap periode.

Banyak keunggulan lain daalam prestasi akademik para civitas apakah dosen , mahasiswa atau lembaga yang mendapatkan prestasi juara dan penghargaan di tingkat lokal, regional, nasional hingga level internasional. Banyak hasil penelitian dosen Unej yang diakui dunia internasional atau sudah mendunia. Demikian juga capaian pembangunan infrastruktur berupa kampus, gedung perkantoran atau fasilitas pembangunan infrastruktur yang berada di lingkungan Unej,  seringkali mengagetkan orang luar saat masuk areal kampus Tegalboto. Meski ada juga  kendala terhambat pencairan dana ratusan miliar untuk penyelesaian pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan. Namun juga ada topangan pembiayaan yang dilakukan kerja sama dengan pendanaan dengan pihak perbankan.

Berbagai keunggulan yang  disebutkan oleh rektor Moch Hasan sebetulnya sebuah potensi besar untuk membangun nama besar Unej. Namun seperti yang disamapaikan juga  oleh Warek 2 Prof Dr Soulthon selama ini diakuinya sangat kurang publikasi. Istilah dia tidak mau sombong yang penting melakukan langkah nyata yang syarat dengan prestasi. Meski akhirnya juga dipahami publikasi adalah sesuatu hal yanng juga penting. “ Kekurangan kita kurang publikasi, ini sebuah kelemahan”, kilah Prof Southon.

Atas kekurangan publikasi ini, Singgih Sutoyo yang memulai karir jurnaslistik di Jawa Pos  pada 1986 ini menyarankan agar pihak Universitas membentuk Pokja Liputan yang mewadahi aktivitas liputan wartawan di lingkungan Unej. Selain memberikan fasilitas pressroom serta lebih sering melakukan pressgathering, pressbriefing, press conference  dan lain-lain. Selain fungsi kehumasan yang dimaksimalkan untuk menjembatani antara pihak wartawan dengan pihak Universitas.

Sedangkan Agung Sedayu, redaktur Tempo yang dikenal aktivis pers mahasiswa di LPM ini mengungkapkan perlunya memberdayakan aktivis pers mahasiswa untuk melakukan kegiatan jurnalistik di lingkungan kampus , terutama melalui  media sosial dalam semua platform.  Tentu saja pihak Universitas memberikan  ruang dan waktu  serta fasiitas yang cukup bagi mahasiswa.

Apakah dengan menggandeng para jurnarnalis alumni Unej seperti maksud diadakan workshop itu akan mampu memberikan jawaban tentang kelemahan publikasi dan branding equity yang diharapkan? Tentu saja persoalannya tidak sederhana.  Sebab langkah branding equity dan publikasi perlu sistem, platform yang tepat dilakukan secaara terus menerus dengan biaya yang juga cukup.

Misalnya  mengutip pakar marketing UI Prof Dr Rhenald Kasali kunci  sukses dan bertahan saat ini adalah  inovasi, yakni inovasi berbeda yang sudah ada yang disebut denga disrupsi inovasi. Era disrupsi inovasi yang sedang melanda Indonedia adalah ditandai dengan hadirnya inovasi, teknologi, platform, dan model baru. Ini tuntutan kalau mu berkembang, maju dan terus bertahan.

Sejalan dengan munculnya disrupsi inovasi ini,  maka Dwijo Utomo peserta worksop mantan wartawan Tempo ini maka melakukan branding dan publikasi harus berbasis pada internet dengan menggunakan platform yang saat ini sejalan  dengan kemajuan teknologi informasi.  Bentuk platform yang seperti apa yang tepat dan efektif dipergunakan dalam rangka branding equity dan pubissitas, maka ini sangat perlu untuk dibahas dalam forum workshop yang akan datang dengan melibatkan teman-teman wartawan alumni yang lebih lengkap. Dari daftar nama-nama wartawan yang masuk dalam WAG wartawan alumni sudah tercatat 70 wartawan lebih yang tergolong senior (ed 1).

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close