JAKARTA, ViralKata.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkap kasus kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet berpengaruh pada elektabilitas capres-cawapres Prabowo dan Sandiaga. Berdasarkan survei, kondisi itu bisa saja terjadi jika kepolisian terus menyeret Timses Prabowo-Sandi dalam kasus tersebut.
Sementara capres-cawapres Joko Widodo dan Maaruf Amin terus melijit. Pasangan urut nomer 1 ini telah menunjukkan kepiawaian dan tak pernah melontarkan ujaran kebencian dan Hoax. Bahkan pasangan Joko Widodo dan Maaruf Amin lebih menujukkan kerja dan silahturahmi ketimbang melontarkan gembar gembor kebencian. justru penghinaan, caci makian dan sorotan malah dijawab dengan senyuman dan kerja
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman menyebut kasus hoaks Ratna Sarumpaet bakal masalah lama terhadap elektabilitas pasangan calon presiden Prabowo dan Sandiaga. Daya ledaknya lebih besar, ekonomi liberal yang menerpa paslon petahana.
“Kalau kita lihat memang daya ledaknya masih lebih tinggi dari isu lain. Memang masih ada masalah ekonomi tapi memang kasus Ratna Sarumpaet membekas, dan tetap diingat masyarakat akibat ulahnya,” ujarnya.
Hasil suvery membuktikan, 75 persen publik khawatir dengan kian maraknya hoaks. “Hanya 8,7 persen publik yang menyatakan tidak khawatir. Dari responden yang khawatir tersebut, 74,5 persen menyatakan ingin media sosial dibersihkan atau ditertibkan dari penyebaran berita-berita bohong,” paparnya.
Responden yang ingin media sosial dibersihkan dari hoaks berasal dari berbagai segmen. Mulai dari berpendidikan tinggi maupun rendah, ekonomi lemah hingga ekonomi mapan. Bahkan mayoritas pendukung partai politik, pendukung capres hingga pengguna media sosial sendiri ingin hoaks itu ditertibkan.
“Mayoritas pendukung masing-masing partai politik menyatakan persetujuan mereka agar media bersih dari informasi hoaks,” kata Ikrama. Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden diseluruh Indonesia.
Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner. Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview. (R3)