
Jember, Viralkata.com:
STIKES Banyuwangi melakukan langkah terobosan ( breaktrought) dengan membuka program Merdeka Belajar di Kabupaten Jember. Langkah strategis ini ditempuh, setelah bulan Maret lalu STIKES memperolah penghargaan Top Number 1 Education Best Choice Award 2022.

Dr.H. Soekarjo selaku Ketua STIKES Banyuwangi mengatakan Kabupaten Jember merupakan wilayah yang sangat potensial untuk pengembangan pendidikan. Terlebih Jember memilik banyak Rumah sakit swasta modern dan Rumah sakit daerah. Belum termasuk Klinik klinik Kesehatan.
“Dengan peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan keperawatan, kebidanan dan jurusan yang lain tercakup dalam sembilan prodi yang kami punyai, digabungkan dengan kurikulum merdeka belajar misalnya Exellent Services, ilmu komunikasi terapan para ekspert, diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas mahasiswa dan kualitas layanan dalam menjalankan profesinya,” papar Dr. H. Soekarjo
Saat ini STIKES Banyuwangi telah memiliki juga mahasiwa dari mancanegara. “ Ada 52 mahasiwa dari Kuwait, UAE, Malaysia, Philiphina yang juga studi di tempat kami,”tambahnya.
Peluncuran program Merdeka Belajar STIKES Banyuwangi yang di gelar di Hotel Royal Jember siang tadi, di warnai dengan pagelaran budaya. Tampil tari Covid Nurse dari Kartika Budaya Ambulu. Uniknya hampir seluruh yang hadir mengenakan busana nuansa budaya lokal, dari Jawa, Pandhalungan dan Banyuwangen yang mencerminkan budaya Nusantara.
Dalam kesempatan ini, di serahkan juga beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dan keluarga tidak mampu sebagai bentuk empati dan apresiasi kepada mahasiswa.
Rangkaian acara peluncuran Program ini juga di meriahkan dengan tampilnya Kyai budayawan Ust. Abu Hasan pimpinan Pondok Pesantran Ibnu Katsir, dalam paparannya beliau menyampaikan,” Baru kali ini saya memberikan ceramah di depan audien yang majemuk yang menggambarkan miniatur Nusantara Indonesia Raya.
Ini bentuk Kebhinekaan yang harus dikembangkan,” tambahnya.
Abu Hasan juga menyinggung soal era disrupsi seperti yang di sinyalir Prof. Renald Kasali.
“Era Kolaborasi sudah tergantikan dengan era yang lebih mengedepankan keragaman dan harmonisasi. Era ini di sebut era orkestrasi, “tandas Ustadz Pemangku 7 Pondok Pesantren modern.
Bahkan beliau juga menyitir Referensi referensi Manajemen modern Jim Collin dls, dengan sentilan sentilan humor yang segar.
Tidak kalah menariknya adalah Sesi Kuliah Pakar sebagai bentuk manifestasi Meerdeka belajar, di sampaikan oleh Psikolog UMJ Nuaraini atau lebih akarab di panggil Bu Tyas.
Beliau memberikan kuliah Pakar tentang Caring, Self Caring yang semuanya bermuara pada pelayanan dari hati.
“ Pelayanan merupakan ujung tombak layanan kesehatan. Menurut penilitian 70 % rasa kecewa pasien di sebabkan karena buruknya pelayanan,”paparnya.(gih/red)