
JAKARTA, ViralKata.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk menangkap anggota gerombolan bersenjata Papua yang menyerang pekerja Trans-Papua. Jokowi meminta agar tidak ada satu orang pun yang lolos.
“Saya juga telah memerintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap seluruh pelaku tindakan biadab tersebut,” kata Presiden dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/12).
Kepala Negara menuturkan saat ini Panglima TNI dan Wakil Kapolri sudah berada di Papua. “Panglima TNI dan Wakapolri berada di Papua untuk menangani penyerangan dengan penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata.”
Jokowi memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono agar tetap meneruskan pembangunan jalan Trans-Papua yang sepanjang 4.600 kilometer itu. “PU jalan terus untuk membangun tanah Papua atau mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebanyak 31 pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Nduga diserang kelompok bersenjata. Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menjelaskan kelompok KKB ini menyandera pekerja sejak 1 Desember. Keterangan Aidi ini berdasarkan pernyataan seorang korban yang selamat, Jimmy Aritonang.
Aidi menuturkan sekitar pukul 15.00 waktu setempat, kelompok bersenjata mendatangi kamp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan yang berjumlah 25 orang untuk keluar. Para karyawan digiring ke Kali Karunggame dengan tangan terikat.
Keesokan harinya, Ahad, 2 Desember 2018 pukul 07.00, para pekerja dibawa berjalan dengan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo. Di tengah jalan, para pekerja disuruh berjalan jongkok dengan formasi lima baris.
Tak lama kemudian, kata Aidi, gerombolan itu menembaki para pekerja itu. Kepolisian Daerah Papua menyatakan hingga Senin, 3 Desember 2018, pukul 22.35 sebanyak 24 orang yang tewas identitasnya diketahui.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku sudah menginstruksikan Kapolri dan Panglima TNI untuk melakukan pengejaran habis-habisan hingga para pelaku ditemukan terhadap para pelaku pembunuhan puluhan pekerja pembangunan jembatan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
“Tadi saya sudah berbicara dengan Kapolri, Panglima TNI, segera dilakukan satu pengejaran yang habis-habisan supaya tidak terulang lagi,” kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Menko Polhukam mengaku geram dengan aksi pembunuhan itu karena para pekerja tersebut sedang melakukan pekerjaan yang mulia yakni membangun infrastruktur untuk kesejahteraan masyarakat di Papua, membangun jembatan untuk kesejahteraan masyarakat, untuk kebutuhan masyarakat.
“Artinya apa? Artinya mereka itu sudah berbakti, berjuang, bekerja untuk kebaikan Papua, kebaikan masyarakat Papua, lalu ditembakin, dibunuh, ini tentu satu hal yang sangat tidak terpuji,” ujarnya.
Aksi penembakan itu, menurut Menko Polhukam Wiranto, dimaksudkan untuk menakut-nakuti agar pembangunan tidak berjalan. Ia menilai, aksi ini justru mengganggu kepentingan masyarakat Papua sendiri.
Menko Polhukam juga menegaskan tindakan kelompok kriminal bersenjata tersebut tidak akan memberikan pengaruh terhadap pembangunan di Papua. Ia memastikan, pembangunan akan tetap berjalan karena untuk kesejahteraan masyarakat di Timur Indonesia.
“Tidak ada pengaruhnya apa-apa. Pembangunan tetap berjalan, masa pembangunan dengan langkah seperti itu dihentikan. Pembangunan inikan untuk kesejahteraan masyarakat Papua, pembangunan itu menghubungkan urat-urat nadi transportasi, urat nadi komunikasi, untuk menyatukan Indonesia, memberikan kesejahteraan kepada orang-orang yang ada di daerah pinggiran,” ucap Wiranto. (R3)