BANDUNG, ViralKata.com – Bukan pencitraan namun lagu wajib memantau perkembangan harga kebutuhan pokok di berbagai pasar tradisional. Juga melihat sejauh mana daya beli masyarakat. Kini Joko Widodo, Presiden sekaligus Calon Presiden Nomor Urut 01 dalam Pemilihan Presiden 2019, memulai kegiatannya pada Minggu (11/11) pagi dengan mengunjungi Pasar Cihaurgeulis di Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Jawa Barat.
Jokowi tiba di pasar tersebut sekitar pukul 07.30 WIB dengan menggunakan kaus lengan panjang berwarna hijau muda. Jokowi didampingi dua politisi Partai Golkar yang merupakan menteri di Kabinet Kerja yaitu Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga tampak mendampingi Jokowi.
Kepala negara berkeliling di pasar yang becek dan menyapa para pedagang. Mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI itu juga membeli sejumlah dagangan pasar seperti bayam, ubi dan kangkung.
Presiden berada di Bandung sejak Sabtu (10/11/2018) guna menghadiri sejumlah kegiatan sebagai Presiden maupun Calon Presiden. Setelah berkunjung ke Pasar Cihaurgeulis, Presiden berkunjung ke Jalan Ir H Juanda yang sedang ditutup untuk kendaraan bermotor terkait program car free day.
Presiden Jokowi membandingkan harga seperti di pasar Tangerang, Bogor, dan Bandung ternyata semuanya sama. “Harga-harga semuanya sama. Misalnya beli satu iket, tadi satu iket kangkung Rp2.000. Di Bogor juga Rp2000, di Banten juga Rp2.000. Satu ikat singkong sayur di sini Rp2.000, di Bogor Rp2.000, di Banten juga Rp2.000,” ujar Presiden menjawab pertanyaan wartawan
Dilanjutkan, harga telur sama, sebelumnya Rp28.000 sekarang Rp20.000-22.000, Daging harga dari Rp28.000-Rp30.000, naik sedikit menjadi Rp33.000-35.000 sehingga harganya relatif stabil. “Cabai harga Rp40.000-an. Pernah kan sampai ke Rp80.000-an, sekarang pada posisi stabil. Memang tidak bisa kita itu menghendaki harga cabai sampai Rp10.000, harga bawang kadang-kadang kan sampai Rp5.000, petaninya yang kasihan,” tambah Presiden.
Artinya, lanjut Presiden, Pemerintah ingin menjaga keseimbangan harga-harga itu pada posisi normal dan wajar. Dengan demikian, tambah Presiden, petaninya senang sebagai produsen dan konsumennya masyarakat senang karena harganya tidak fluktuatif.
“Dan kedua, Pasar tadi masih proses dibangun oleh pemerintah kota. Sehingga saya sangat menghargai upaya-upaya membenahi pasar-pasar yang becek, yang bau, yang tidak tertata menjadi sebuah pasar yang bersih, pasar yang rapi, manajemennya baik, tidak bau, saya kira semua pasar tradisional arahnya ke sana,” ujar Kepala Negara.
Sampai saat ini, menurut Presiden, kurang lebih ada 2.500 pasar yang dibangun, itu pasar-pasar di kota/kabupaten. Kalau pasar desa, lanjut Presiden, sudah lebih dari 5.000 yang dibangun, yakni berupa pasar kecil-kecil gitu. Hasil belanja di pasar tadi, menurut Presiden, untuk dimasak karena belinya tadi juga memilih-milih. “Kalo pesenan saya daun singkong ya belinya daun singkong, bukan pepaya. Iya, dibeli. Rp2.000 bisa sehari bisa 2 hari,” jelasnya. (R3)