Totok Suryono SE MT adalah alumni FE Unej angkatan tahun 86, kini adalah Dirut PT. Kereta Api Wisata anak perusahaan BUMN PT KAI (Kereta Api Indonesia). PT KA Wisata bergerak dalam bidang pariwisata yang mendaya gunakan dan memanfaatkan aset-aset kereta api.
Pengalamannya selama 26 tahun bergabung di PT KAI, membuat dirinya matang, Apalagi dengan latar belakang kuliahnya di fakultas Ekonomi Unej. Totok lalus FE Unej tahun 1990, sejak februari 1991 langsung masuk menjadi pegawai PT. KAI (Kereta Api Indonesia) yang berkantor pusat di Bandung. Mengawali karir dari seorang pegawai staf biasa di kantor pusat Bandung. Karir mulai kelihatan saat tiga tahun kemudian sudah memiliki posisi sebagai Kasub Seksi yang membawahi beberapa orang staf.
Totok lebih beruntung lagi saat tahun 1999 diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah di S2 ITB. Sebab dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi ini juga akan membuka kesempatan karirnya di masa yang akan datang. Tahun 2001 lulus S2 ITB beberapa tahun kemudian, tepatnya 2004 sudah dipercaya kepala Teknis yang selevel dengan tinggkat manager. Beberapa pos jabatan misalnya dari bagian angkutan penumpang berpindah ke oparasional pada level manager.
Tahun 2009 Totok diangkat sebagai deputi kepala daerah regional I (Divre) Sumatra Utara, dan delapan bulan kemudian diangkat menjadi Kadivre Sumata Utara. Istilah Divre di Sumatra sedangkan di Jawa menggunakan Daop (daerah operasi) yo ang sama-sama membawahi daerah atau wilayah tertentu.
Sedangkan sejak 2010-2012 Totok kembali ditarik ke kantor Pusat KAI di Bandung sebagai Vice President Bidang Perencanaan Operasi. Selanjutnya 2013 Totok kembali ke wilaya sebagai Kadaop IV Semarang hingga tahun 2014 dipromosikan sebagai EVP(Eksekutif Vice President) Bagian Angkutan Penumpang kemudian bergeser ke EVP Bagian Operasi hingga sampai 2016.
Sejak Nopember 2016 Totok ditunjuk sebagai Dirur PT Kerata Api Pariwisata, sebuah anak perusahaan PT, KAI. Sejak April 2017 lalu Totok berpindah ke Dirut PT. Reska sebuah anak perusahaan PT KAI yang bergerak dalam bidang restorasi KA dan Pengelolaan Parkir. Beberapa bulan kemudian Totok kembali posisi menjadi Dirut PT KA Wisata hingga sekarang
Sebelum itu Totok menjadi Dirut PT Riska, sebuah anak perusahaan BUMN PT KAI yang bergerak memberikan layanan catering di atas kereta dan mengelola jasa perparkiran di seluruh stasiun di Indonesia. PT Riska juga membuka usaha bidang kuliner dengan membuka kafe-kafe di kawasan stasiun dengan nama Kafe Riska. Bahkan saat ini juga sudah mulai membuka minimarket di stasiun. Beum lagi mengincar beberapa peluang bisnis lainnya yang belum sempat digarapnya, salah satunya kemungkinan menghidupkan kembali layanan makan minum satu paket di kereta eksekutif seperti pada era tahun 2000 an.
Totok mengaku selama berkarir di PT KAI yang dia anggap paling berkesan saat menjabat Kadaop (Kepala Daerah Operasi) Semarang, Alasannya progress selama menjabat Kadaop Semarang ini bisa membawa keuntunngan yang cukup signifikan. Dari Daop yang sebelumnya menderita kerugian berubah menjadi kondisi perusahaan memperoleh keuntungan sampai dengan angka Rp. 32 miliar dalam setahunnya. Keuntungan ini dipacu dari peningkatan trafik jumlah penumpang dan pemanfaatan asset KAI.
Peningkatan pendapatan dari non penumpang atau pemanfaatan asset ini, pihak KAI Daop V Semarang lebih proaktif mendatangi sumber-sumber penghasilan melalui drive thrue dalam satu atap pelayanan. Mulai dari petugas pencatatan, administrasi, pembuat kontrak sampai pada penagihan pembayaran. Intinya mempermudah dan lebih melayani pihak-pihak yang memanfaatkan asset dilingkup wilayah Daop V Semarang.
Dengan cara dan strategi bisnis yang lebih intensif ini membuahkan hasil keuntungan atau laba melebihi target yang di tentukan perusahaan KAI untuk wilayah Daop V Semarang. Sebagai gambaran saat itu target laba tidak sampai Rp,1 miliar tapi yang dicapai jauh melampaui hingga tercatat laba Rp.32 miliar.
Tantangan berat dan terbesar saat bertugas di Daop inilah adalah mengelola keselamatan penumpang. Selain memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang itu sendiri yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan bagi perusahaan. Tapi memjamin keselamatan penumpang jauh lebih utama dan penting. Bagaimana tidak sampai terjadi kecelakaan KA dalam wilayahnya. Inilah yang membedakan dengan prinsip BUMN yang lain yang mungkin hanya fokus pada peningkatan pendapatan tanpa harus berprinsip pada unsur keselamatan seperti di KAI.