
LUMAJANG-VIRALKATA.COM -Ir Hj Indah Amperawati Masdar, MSi lahir di Lumajang 6 Mei 1966, dari pasangan H Masdar Damang, purnawirawan TNI-AL dan tokoh agama di Lumajang, dan seorang ibu Hj Siti Zubaidah, perempuan sukses sebagai wiraswasta. Indah tumbuh dari keluarga disiplin dan pengabdiannya pada masyarakat Lumajang. Dia memiliki 7 orang kakak yang salah satunya adalah Dr H Sjahrazad Masdar, mantan Bupati Lumajang.
Alumni Fakultas Pertanian Universittas Jember ini dikaruniai seorang putra bernama Ilham Masdar Apriansyah, dari suami tercintanya, Ir Agus Wahyu Tjahjono Msi, seorang dosen dan wiraswasta. Indah dibesarkan dari lingkungan perserikatan pasar besar Lumajang. Karena itulah, sangat memahami kehidupan ekonomo yang ada di masyarakat.
Karirnya sebagai birokrat dikenal melekat erat. Beberapa posisi yang pernah dijabat adalah kabag keuangan, kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah, kepala Bappeda dan terakhir dipercaya sebagai kepala dinas kehutanan.
Selain itu, juga dipercaya sebagai ketua Ikatan Penyuluh Kehutanan Lumajang, pimpinan Kwarcab Pramuka, Dewan Pembina KONI. Sebagai birokrat, Indah juga menjadi pejabat yang dapat penghargaan inovator terbaik tahun 2004. Serta sejumlah jabatan di organisasi kemasyarakatan berbasis Islam.
Ir Hj Indah Amperawati, MSi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bunda Indah, yang kini dipercaya menjadi wakil bupati Lumajang. Dia adalah sosok birokrat handal dan visioner yang kemudian memilih jalur politik untuk mengabdi pada Lumajang. Bersama Bupati Thoriqul Haq (Cak Thoriq), Bunda sedang membenahi “Kekumuhan” Lumajang yang sebelumnuya (banyak disindir) sebagai Kota Preman, menjadi Kota Beriman. Semboyannya Membangun Lumajang “Lebih Hebat dan Bermartabat”
Dalam hal pelayanan publik, Indah kerap melakukan terobosan dengan mempercepat proses pelayanan yang memudahkan masyarakat. Sering turun ke lapangan membina LMDH dan sosialisasi penghijauan dengan membagikan bibit tanaman. Juga kerap membantu warga tidak mampu, dan peduli pada kegiatan produktif dan kreatif masyarakat pemuda.
Sehari setelah dilantik menjadi wakil bupati, Indah bersama Thoriqul Haq (bupati) melakukan apel fenomental bagi seluruh karyawan dan pimpinan di lingkungan pemkab. Saat itu keduanya memberi arahan, sekaligus “warning” bagi mereka agar bekerja serius dan profesional di bawah kepemimpinannya. Secara tegas dan luas, Indah (dan juga Cak Thoriq) melarang semua staf, terutama pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah/SKPD), mempersulit pelayanan yang dibutuhkan masyarakat.
Bukan itu saja, dirinya tidak ingin mendengar keluhahan karyawan/staf maupun masyarakat yang merasa dipersulit mendapatkan hak-haknya. Tidak boleh lagi ada “upeti” bagi karyawan yang mengurus kenaikan pangkat. Juga dia tidak ingin mendengar ada tarikan(upah) di sana-sini bagi karyawan yang sudah waktunya naik pangkat. Bahkan Indah minta kepada salah satu pimpinan yang terlanjur minta sejumlah uang, segera mengembalikannya. Bersama bupati , Indah berjanji akan melakukan pemantauan dan cek lapangan (sidak) bagi instansi pelayanan.
Perjalanannya menjadi sosok yang sukses diakui tidak mudah.Sehari setelah diwisuda pada tahun 1990, Indah mulai membuat lamaran kerja keberbagai kantor dan perusahaan,tapi ditolak. Ada yang diterima namun ditempatkan di luar Jawa. Hal itu tak membuatnya patah semangat.Baginya, “tandang kegelanggang walau seorang, pantang pulang sebelum menang”.Bersama sang suami, Ir. Agus Wahju Tjahjono, M.Si, kakak kelasnya semasa kuliah di Faperta Unej, Indah berhasil menciptakan lapangan kerja dibidang pertanian. Tahun1992 dia diterima sebagai PNS di Pemda Lumajang, hingga pension dini tahun 2016-an, sebelum maju pilkada.
Selama 24 tahun menjadi birokrat, Indah merasa bahwa untuk mencapai puncak harus menapaki langkah panjang. Meski ditengah perjalanan pastia ada rintangan yang harusb dilalui. Apalagi posisinya memiliki tugas menyusun perencanaan semua sektor.Mulai social budaya, ekonomi, sampai pada infrastruktur dan politik.“Tugas ini tidak saya peroleh dengan instant, tapi penuh tantangan dan intrik, intrik yang hamper terjadi disemua lini serta membutuhkan sebuah proses untuk mencapainya,” jelasnya.
Dia memegang teguh perkaataan Lao Tse yang berbunyi“A Journey of thousand must begin with a single step”. Yakni, perjalanan beribu-ribu mil, pastilah diawali oleh satu langkah.Untuk menggapai sukses, ditengah perjalanan pastiada hambatan. Ketika diangkat menjadi kepala Bagian Keuangan Pemkab Lumajang, dia sempat merenung dan bertanya dalam hati. Mampukah seorang insinyur pertanian memimpin lembaga yang mengelola keuangan daerah? Namun, berkat keyakinannya, Indah berhasil membawa Lumajang meraih predikat terbaik Di Jawa Timur. Yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI pada tahun 2005. Dia yakin dengan mengedepankan profesionalisme akan mampu melahirkan produktifitas dan kreatifitas yang tinggi.