Catatan SINGGIH SUTOYO Pemred Viralkata.com.
JEMBER-Viralkata.com-Faida mengakhiri jabatan bupati Jember melakukan banyak ulah aneh, bikin kegaduhan di kalangan Pemkab Jember. Meski dia seorang dokter, harusnya memiliki psikologi yang matang. Tapi ternyata jiwanya mengalami goncangan hebat menghadapi realita politik kalah telak dalam Pilkada 9 Desember lalu.
Ekspetasi kemenangan yang didengungkan sebelumnya menjadi pukulan hebat yang membuat dia kecewa dan putus asa. Bukan hanya itu, tapi juga merasa malu dan tak punya muka.
Optimisme yang dibangun Eep Syaufullah Fatah CEO Polmark dengan data survey kemenangan Faida ternyata justru menghancurkan jiwa Faida yang selama ini penuh percaya diri melawan hegomoni partai politik. Jiwanya merasa kuat melawan 50 anggota dan 7 Fraksi DPRD yang memazulkan.
Ternyata Faida jadi rapuh ketika kalah telak dengan rivalnya H Hendy-Gus Firjaun. Tindakannya jadi ngawur melakukan serangan lawan tanpa bayangan dengan jurus dewa mabuk. Memperdayai Wakil bupati Kyai Muqit yang diangkap tidak pro Faida saat menjadi PLT bupati, bahkan sebaliknya memberikan saham kekalahan Faida dalam kebijakan mengembalikan mutasi jabatan KSOTK yang tidak sesuai aturan.
Faida menggunakan tangan Kejaksaan untuk membalas dendamnya dengan intimidasi dan ancaman pada Kyai Muqit. Berbuntut demo ribuan massa aksi bela kyai Muqit yang didzolimi.
Tidak puas berulah, Faida memblokir pencairan keuangan kegiatan para OPD dan lembaga, para pegawai gigit jari. Tak puas dengan ulahnya, Faida melakukan mutasi PLT Kadis, Camat, Kabag, termasuk Sekdanya. Muncul perlawanan mosi tidak percaya ASN dan pejabatnya, termasuk Sekda Ir. Mirfano.
Kekacauan makin menjadi jadi, Faida melancarkan jurus gila Sinto Gendeng, ada mogok sopir truk sampah, ada double jabatan difinitif dan PLT. Seakan Faida tak peduli dengan kegaduhan yang terjadi, meski melahirkan antipati pada dirinya.
Dengan cara apa untuk menghentikan ulah Faida. Teguran gubernur Jatim dan Mendagri juga tak mempan. Bukan lagi Faida tak mempan mendapat masukan dan saran tapi juga gilanya justru menjadi lebih parah seperti Wiro Sableng murid Sinto Gendeng. Dengan kapak sakti 212 membabat bayangan ketakutan diri Faida sendiri. Ingn membunuh rasa kecewa dan malunya, harga dirinya terbanting ke tembok kantor Pemda. Jiwanya goncang tak berdaya menerima realita, karena ego dan kesombongannya yang merasa selalu menang dan sok kuasa.
Faida terpuruk tanpa ada yang peduli lagi. Sosoknya menjadi aneh dan gila seperti monster yang siap.menerkam bayangan sendiri. Faida mengalami pase post power syndrom.
Post-power syndrome, adalah gejala yang terjadi di mana penderita hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya (karirnya, kecantikannya, ketampanannya, kecerdasannya, atau hal yang lain), dan seakan-akan tidak bisa memandang realita yang ada saat ini.
Penderita Post Power Syndrome selalu ingin mengungkapkan betapa bangga dengan masa lalu yang dilewatinya dengan jerih payah yang luar biasa (menurutnya).
Post power syndrome (PPS) sindrome ini terjadi pada orang yang tidak bisa menerima hidupnya, indipidu yang semula merasa hebat tetapi secara tiba-tiba kehilangan semuanya, yang sering juga disebut syndrome pensiun.
Post power syndrome bukan diartikan sebagai kekuasaan atau pekerjaan, Melainkan dikonotasikan sebagai sosok yang tadinya aktif, banyak kegiatan, mendadak hilangan semua sehingga timbul ketidak nyamanan dan mengganggu jiwanya.
Bukan hanya kena PPS, tapi prilaku Faida sudah tidak waras. Ungkapan David Handoko ketua Komisi C DPRD Jember, Faida perlu diperiksa kejiwaannya. Sudah gila, gak waras.
Ada dua jalan solusi ketidak warasan Faida, pertama masuk RSJ untuk memeriksa kejiwaannya. Solusi kedua, masuk bui (penjara) karena ada setumpuk kasus yang mengarah pada pelanggaran pidana. Untuk yang terakhir ini, David yang ketua Pansus Penyimpangan Faida, paling lama bebeberapa bulan tidak menjabat langsung antri masuk penjara. Klo kasusnya displit, bisa busuk di penjara.