JEMBER-VIRALKATA.COM-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jember 9 Desember 2020 lalu, sedikit banyak mempengaruhi suasana “kebatinan” keluarga besar Kampus Universitas Islam Jember (UIJ). Betapa tidak, sebagian pimpinan, karyawan, maupun dosen UIJ suara hak pilihnya seakan terpecah di tiga kandidat. Dan, itu wajar karena kampus dianggap termasuk kelompok elite, dan melek demokrasi.
Secara struktural (sebagaimana kampus lain) UIJ tak ada hubungan politis dengan ketiga kandidat tersebut. Namun warga UIJ ( diakui atau tidak) ada di ketiga kubu tersebut. Ini bisa dimaklumi karena masing-masing pasangan kandidat ada hubungan “historis dan emosional” dengan ketiganya.
Pasangan calon (paslon) nomor satu (dr Faida-Vian) misalnya, banyak mahasiswa UIJ yang “terikat” dengan program beasiswa yang diberikan Bupati Faida/Kyai Muqiet. Itu berarti mereka, keluarga, dan kerabatnya akan simpati pada paslon tersebut.
Demikian pula dengan paslon nomor urut dua, Hendy-Gus Firjaun. Sebagian warga UIJ yang notabene mayoritas nahdliyin (NU) akan lebih melirik pada keberadaan Gus Firjaun. Apalagi UIJ didirikan ayayhanda/ibunda Gus Firjaun (KH Achmad Shiddiq/Bu Nihayah). Gus Firjaun dianggap sebagai representasi Bani Shiddiq, yang merupakan basis NU di Jember.
Akan halnya dengan paslon nomor urut tiga (pasangan Salam-Ifan), UIJ juga punya “keterikatan” moral psikologis. Sebab, pasangan ini didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partainya wong NU. Bahkan sejumlah alite NU Jember juga terang-terangan mendukung pasangan ini. Termasuk elite pengurus Yayasan UIJ, juga mendukungnya.
Nah, bagaimana setelah pilakada dimenangkan oleh pasangan Hendy-Gus Firjaun? Tentu saja, juga disambut “hangat” oleh Rektor UIJ, Abdul Hadi. Malah rektor dua periode ini juga pintar menjalin komunikasi dengan ketiga paslon, sehingga siapa pun yang memenangi pilkada, tidak menjadi hambatan dengan UIJ.
Kepada wartawan Viralkata, Hadi, panggilan akrab, rektor UIJ ini mengaku tak ada masalah dengan kemenangan pasangan Hendy-Gus Firjaun. Malah terkesan di bersyukur karena wakilnya adalah benar-benar kader dan tokoh NU. Bahkan, Gus Firjaun termasuk pengurus Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) yang menaungi UIJ.
Dengan kemanangan Hendy- Firjaun, kata Hadi, diharapkan hubungan kampus yang dipimpinnya semakin dekat. Meski diketahui bahwa Hendy pun juga memiliki kampus Legendaris Universitas Moh. Sroeuji (UMS). Bahkan Hendy juga pernah nyambangi UIJ jauh sebelum pencalonan dirinya di pilkada.
Yang jelas, lanjut Hadi, kemenangan Hendy-Firjaun, diharapkan bisa memberi “kontribusi konkret” kepada UIJ. Misalnya, banyak melakukan kerjasama di berbagai bidang, baik pendidikan, kesehatan, hukum, pertanian,pemerintahan, ekonomi, dan lain-lain. Minimal kerjasama dengan bupati sebelumnya (Faida, red) akan tetap dilanjutkan. Bahkan bisa diperluas.
Demikian juga pemberian beasiswa yang dilakukan Faida terhadap sejumlah kampus, termasuk UIJ, kata Hadi, juga harus dilanjutkan. “Jangan sampai dihentikan. Manfaatnya sangat besar dirasakan masyarakat. Kalau bisa malah ditambah dan diperbesar nilai rupiahnya,” kata Hadi.
Ayah lima anak (perempuan semua) ini juga berharap agar Bupati Hendy (kelak) juga memberikan bantuan dana kepada kampus-kampus swasta di Jember. Tentu saja, dananya dari APBD, yang disetujui wakil rakyat. “Kalau di Lumajang ada dana APBD untuk Ormas, di Jember mungkin ada APBD untuk kampus,” lanjut Hadi.
Sebagai kampus milik NU, lanjut Hadi, sudah sewajarnya pemerintah daerah juga ikut mensupotnya. Sebab, kemenangan bupati Jember, kata dia, juga didukung oleh mayoritas warga Jember, yang notabene warga nahdliyin.
Dengan memiliki 2000 lebih mahasiswa, dengan enam fakultas dan belasan prodi, kata Hadi, UIJ juga siap mensupot kegiatan pemda Jember. Program kuliah kerja nyata (KKN) yang sudah berjalan selama mini, kata dia, juga perlu ditingkatkan, kualitas dan kuantitasnya. (sh)