HEADLINEHUKUM & kRIMINALNASIONALNEWS
Bupati H Hendy Diminta Turun Tangan, Dugaan Dirut PDP Kahyangan Memainkan Fee Penjualan Milyaran Rupiah.

Dirut PDP Kahyangan Harianto, diduga memainkan fee penjualan produk PDP dalan jumlah milyaran.
JEMBER- VIRALKATA.COM – Bupati Hendy Siswanto diminta turun tangan untuk menyelamatkan perusahaan milik daerah PDP Kahyangan. “PDP Kahyangan perlu dilakukan penyelamatan”, ungkap beberapa karyawan PDP kepada Viralkata.com, melalui pesan WA di nomor Redaksi, Selasa (11/5/2021)
Kondisi perusahaan PDP mengalami kerugian hingga nyaris bangkrut, ada dugaan terjadi permainan fee yang dilakukan oleh Dirut PDP Kahyangan Harianto, kepada pemenang lelang dari berbagai penjualan produk PDP, dalam nilainya cukup besar mencapai milyaran.
Setiap penjualan produk karet dan kopi, Dirut minta fee penjualan sebesar 1.000 – 1.500 rupiah perkg.Dalam sebulan ada lelang hasil karet minimal 100 ton. Dirut minta fee dari pemenang lelang perkg 1000-1500 perkg, berarti fee yang diminta 100 juta sebulan, itu dari produk karet saja. Sedangkan produk kopi setahun sekali panen bisa mencapai 400 ton, fee yang diminta bisa mencapai 400 juta. Belum lagi penjualan kayu sengon dan kayu karet, fee yang dikutip 10.000 – 25.000 rupiah setiap pohon yang ditebang.Dirut PDP Kahyangan Harianto, yang dikonfirmasi Viralkata.com di kantornya pekan lalu, membantah adany fee penjulan dari pemenang lelang produk-produk yang dihasilkan PDP Kahyangan. “Tidak benar selama ini saya mendapatkan fee penjualan dari pemenang lelang, semua pemenang lelang berdasarkan penawaran tertinggi”, ungkap Harianto.Bahkan Harianto mengaku gajinya sebagai Dirut PDP hanya 12 jt perbulan, itupun dia tidak pernah mengambil biaya operasional dari kas PDP. “Bisa dicek, saya tidak pernah mengambil biaya operasional dari kas”, ujarnya.Itu menggambarkan kalau dirinya sebagai Dirut tidak pernah memainkan uang perusahaan PDP. Apalagi memainkan mendapatkan fee dari penjualan dari pemenang lelang. “Pemenang lelang itu berdasarkan harga tertinggi”kilahnya.Namun apa yang diungkapkan Harianto selaku Dirut PDP, dibantah oleh beberapa sumber Viralkata.com, berdasarkan data penjualan, pemenng lelang tidak selalu berdasarkan penawaran harga tertingi. Sebab beberapa lelang karet dan kopi terjual bukan atas harga tertinggi. Tapi atas kebijakan Harianto selaku Dirut PDP, ada tim lelang namun tidak difungsikan. “Harga dan penang lelang yang menentukan Dirut, bukan atas dasar harga tertinggi”, terang sumber dari orang dalam PDP. adalah pernah terjadi ada saat penawaran lelang kopi dengan harga 26.000 perkg, tapi anehnya justru Dirut memberikan pemenang lelang penawaran harga 19.000 perkg yang dimenangkan oleh pihak PT. AJM.
Kasusnya sempat menjadi rame di kalangan karyawan PDP karen kebetulan peserta lelang kopi yang memberikan penawaran harga tertinggi itu itu masih kerabat karyawan PDP di bagian umum. Para karyawan melihat ada yang aneh karena penawaran harga tertinggi tidak dapat barang, logikanya perusahaan PDP yang merugi seharusnya butuh suplay keuangan. Untuk bayar karyawan saja hanya mampu bayar 70% dari gaji, demikian juga THR tahun ini juga cuma dibayar 70% dari gaji terakhir. Ada dua perusahaan besar yang selalu dimenangkan dalam lelang, yakni PT. Nasional dan PT. AJM
Sistem lelang yang ada di PDP Kahyangan tidak transparan, lelang abal-abal. Pelaksanaan lelang tidak sesuai SOP. Seharusnya lelang dilakukan oleh sebuah tim lelang yang terdiri oleh tim perwakilan bagian-bagian. ada bagian produksi, bagian marketing, bagian gudang, bagian personalia, bagian keuangan. Mestinya bagian Direktur Produksi (Dirpro) juga dilibatkan sebagai pihak supervisi tim, tapi yang terjadi Dirpro tidak dilibatkan. Semua diputuskan oleh Dirut, terutama yang menyangkut penentuan harga lelang dan pemenang lelang diputuskan oleh Dirut sendirian.
Dengan begitu, yang menyangkut fee pemenang menjadi rahasia tertutup.Sistem fee yang diminta Dirut kepada pemenang lelang selalu cash and carry, secara setoran tunai. Ada juga yang ditranfer tapi menggunakan nomor rekening orang lain.
Berlakunya permintaan fee dari pemenang lelang penjulan produk PDP Kahyangan sebenarnya ada sejak lama, sejak Harianto jauh sebelum menjadi Dirut. Malah sebelum tahun 2009, sejak periode kepeminpinan Dirut PDP Kahyangan dijabat Safril Jaya, kemudian digantikan oleh Dirut Soejatmika, digantikan Plt Dirut Merfano, kemudian digantikan oleh Dirut difinitif Hariyanto yang menjabat mulai tahun 2016.hingga berakhir Februari 2021.”
Fee penjualan pemenang lelang produk hasil PDP ada sejak lama pada saat direktur Safril Jaya”, jelas sumber pengikut lelang yang mengaku mulai tahun 2012S
aat itu, fee berlaku diberikan oleh tim lelang. Pada saat itu para pemenang lelang, memberikan fee yang sifatnya suka rela, tidak ada nilai besarnya fee. Untuk pemenamg lelang karet, memberikan fee tidak lebih dari besarnya 250 rupiah perkg. Sifatnya tidak memaksa. Bahkan kalau penjualan rugi dari pemenang lelang, bisa juga tidak menyetorkan fee pembelian.S
Sumber lain Viralkata.com yang mengikuti lelang karet seja Dirut Safril Jaya. Saat itu, pemenang lelang bisa bergantian dari sejumlah peserta. Hanya saja pihak PDP membagi jumlah lelang tidak banyak, sekali lelang 10 ton paling banyak 25 ton. Pemenang lelang bergantian. Produk lelang kopi juga terbagi sedikit sedikit. Paling banyak cuma 10 ton. Tidak dalam jumlah besar sekaligus seperti sekarang.
Sejak Dirut dipegang Harianto, lelang dilakukan dalam jumlah kapasitas besar. Sekali lelang mencapai 50 ton. Sebulan bisa dua kali lelang. Penentuan pemenang lelang ditentukan oleh Dirut Harianto.
Sementara tim lelang tidak lagi jadi penentu, juga tidak melibatkan Direktur produksi. Tapi diambil alih semuanya oleh Dirut. Peserta lelang melakukan penawaran langsung ke Dirut, melalui fax ke meja Dirut. Meski ada peserta lelang melalui penawaran by email.
Sejak penentu lelang Dirut Harianto, pemang lelang pihak Nasional dan AJM, dua kelompok ini yang menjadi pemenang. Diluar kelompok ini, gak ada yang dapat menjadi pemenamg lelang.
Permainan fee dalam lelang bukan rahasia lagi. Seorang peserta lelang bernama Hm, pemenang lelang kayu mengaku diminta fee 10.000 -25.000 perpohon karet atau Sengon.
Ada peserta lelang lain dari perusahaan Elastis sby, beberapa ikut lelang tidak pernah menjadi pemenang lelang. Awalnya alasan jadwal lelang dilakukan penundaan, tapi masuk penawaran berikutnya dari AJM yang kemudian menjadi pemenangnya. Pemenang lelang selalu dimenangkan oleh Nasional atau AJM.
Waktu harga tawar PT Elastik sampai batas penutupan lelang, tapi jam penutupan lelang diperpanjang sampai ada pemenang lain, yaitu AJM. Tawaran yang masuk dari AJM ke PDP, itupun sebenarnya telah telat lebih dari sehari dari penutupan lelang. Kalau CV lain yang telat melakukan penawaran walau hanya 10 menit pasti akan didiskualifikasi.
Untuk melancarkan dan memuluskan semua aksi terkait penjualan komuditi PDP, Dirut mengisi dan menempatkan orang-orang yg bisa dengan mudah diatur sesuai intruksi Dirut. Kabag pemasaran saat ini tidak jauh beda dengan boneka yg mudah diatur. Demikian Dirpro juga tidak diberikan peran, terutama dalam tim lelang. (gih)